Gorontalo Utara || Rega Media News
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) terhitung masih jauh, namun pembahasan politik menjadi topik utama yang sering didiskusikan oleh sebagian masyarakat Gorut.
Aktivis, LSM, simpatisan Partai Politik (Parpol) dan juga kader Parpol, secara kebetulan bertemu di salah satu Warung Kopi (Warkop), sambil mendiskusikan terkait politik di gorut kedepan.
Dalam diskusi tersebut membahas tentang siapa tokoh politik yang akan bertarung pada Pilkada mendatang dan akan berpasangan dengan siapa.
Salah satu Aktivis mudah dan juga simpatisan Partai Golkar Andi Buna mengatakan, dalam perhelatan Pilkada nanti, kemungkinan ada empat tokoh politik yang akan bertarung pada pilkada kedepan nanti.
“Saya melihat, tokoh politik yang akan bertarung pada pilkada kedepan adalah Haji Roni (HR) dari partai Nasdem, Thomas Mopili (TM) dari partai Golkar, Thariq Modanggu (TM) dari partai PDI, dan tidak menutup kemungkinan Ridwan Yasin (RY) dari Birokrat,” ungkap Andi. Rabu (8/7/2020).
Lanjut Andi, tentunya Golkar itu tidak terlalu tegang dalam menghadapi Pilkada seperti ini, karena Golkar itu pemain lama.
“Ngapain sibuk mempromosikan kemana mana, sementara Golkar mempunyai konstituen yang jelas,” ucapnya.
Dilihat dari realita politik, kemarin Haji Roni itu memang mendapat respon 30% sekian, dan Thomas 24% dengan perolehan suara 17 ribu sekian.
“Artinya kita masi optimis siapa saja yang akan berpasangan dengan Thomas baik dia Thariq, RY maupun HR, ada peluang besar bisah memenangkan pertarungan pilkada kedepan dengan bekal 24% suara tersebut,” jelasnya.
Terkait Sekretaris Daerah (Sekda) Ridwan Yasin (RY) yang turun langsung kelapangan, sebagai tupoksi Sekda, kata Andi Buna, masing-masing kewenangan Bupati, Wabup dan Sekda itu, semua telah di atur dalam regulasi.
“Kalau menurut saya Sekda turun lapangan itu baik, berdampak baik pada masyarakat. Tetapi, apabila RY memang benar akan ikut serta dalam Pilkada nanti sesuai isu yang tersebar, kemudian hanya dibekali dengan turun lapangan, itu belum cukup menurut saya,” terangnya.
Ditempat yang sama, mantan anggota DPR Provinsi Gorontalo Hendra Nurdin mengatakan, berbicara politik tentunya semua ini masih malu-malu, belum ada yang nampak, karena memang waktunya masih jauh.
“Tetapi bagi kami di Nasdem, kami memperhitungkan tiga tokoh ini yaitu, Thomas, Thariq, Sekda, dan juga tokoh-tokoh pelapis kedua seperti, contoh Rina Polapa, anak mantunya bupati dan masih banyak lagi tokoh-tokoh yang akan muncul, itu juga perlu diperhitungkan, bisah saja mereka jadi tokoh utama,” ungkapnya.
“Kalau khusus kita di Nasdem perintah partai, silahkan kita berhubungan baik dengan siapa saja, soal Haji Roni maju dengan siapa itu soal berikut. Nanti kita lihat saja percaturan kedepan,” ungkap Hendra.
Kemudian lanjut hendra, terkait Sekda Turun langsung ke lapangan itu luar biasa, perlu di apresiasi, karena menurutnya bahwa sekda turun lapangan itu adalah untuk mewujudkan janji-janji politik Bupati dan Wabup.
“Saya justru mengapresiasi apa yang dilakukan oleh sekda saat ini, karena sekda menjalankan atau mewujudkan apa yang menjadi janji politik Bupati, bukan berarti dia berpolitik. Memang ada sebagian yang tidak sepaham dengan gerakan sekda saat ini, tapi menurut saya tidak perlu ambil pusing, karena apa yang dilakukan oleh sekda saat ini sangat bermanfaat bagi rakyat,” ujar Hendra.
Lain hal yang di ungkapkan oleh salah seorang pejuang pembentukan Kabupaten Gorut, Herman Adam dirinya mengatan, berbicara siapa yang akan maju dan berpasangan dengan siapa itu kan hak dari pada semua warga Negara Republik Indonesia (WNI) dan itu masih jauh. Yang perlu kita bahas adalah bagaimana semua atau minimal sebagian janji politik pemerintahan IQRA ini bisa benar benar terwujud dan di rasakan oleh rakyat.
“Yang perlu kita bahas sebenarnya adalah bagaimana janji politik selama pemerintahan IQRA ini, bisa terwujud dan di rasakan oleh rakyat. Itu yang terpenting,” ungkapnya. (SN)