Sampang || Rega Media News
Aksi demo gabungan aktivis anti korupsi terkait penanganan kasus dugaan korupsi Dana Desa (DD) Sokobanah Daya, Sampang, Madura, oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) yang berujung ricuh direspon Kasi Intelijen Kejari setempat, Ahmad Wahyudi.
Ia mengaku, dirinya masih baru menjabat sebagai Kasi Intelijen Kejari Sampang, namun pihaknya akan tetap dan terus berkoordinasi dengan pimpinan terkait penanganan kasus dugaan tindak pidana korupsi Dana Desa Sokobanah Daya.
“Aksi pendemo tadi tidak berkenan, kita tidak akan menutup-nutupi. Tidak mungkin berkas itu akan dibawa keluar dan dibahas didepan pendemo. Kita akan tetap pelajari,” ujar Ahmad kepada awak media, Rabu (24/03/21).
Ia juga menjelaskan, pihaknya meminta beberapa perwakilan untuk masuk kedalam dan dibahas bersama-sama. Bukan berarti Kajari tidak mau menemui pendemo, melainkan karena saat ini masih masa pandemi Covid-19.
“Mari kita saling jaga. Terkait penanganan kasus itu tetap kita akan pelajari, namun disini Kajari, saya (Kasi Intelijen, red) dan Kasi Pidsus juga masih baru, jadi kita akan tetap pelajari dulu kasus tersebut,” ucap Ahmad.
Karena menurutnya, disebutkan telah ada bukti baru, tentu pihaknya tidak langsung mengambil keputusan, karena keputusan yang diambil akan berjenjang. Oleh karena itu, disitulah akan diteliti kembali.
“Saya tidak langsung mengambil sikap sekarang, jika ia maka saya nanti yang salah. Karena, sebelumnya kasus itu ditangani pejabat yang lama. Tentunya masih perlu pertimbangan dan dipelajari kembali,” ungkapnya.
Ahmad menambahkan, ia mendukung ketika para pendemo menyampaikan aspirasi masyarakat, tujuannya mulia. “Saya juga sepaham, karena juga ingin tau sampai mana tingkat kejujuran kasus ini,” pungkasnya.
Sekedar diketahui, gabungan aktivis anti korupsi yang melakukan aksi demo ke Kejari Sampang tersebut dari Jatim Corruption Watch (JCW), Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) dan Madura Development Watch (MDW).