Kasus Penganiayaan di Bank Mega Buram, Kanit Resmob Polres Tanjung Perak Bungkam

- Jurnalis

Kamis, 17 Maret 2022 - 11:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Caption: Edwin, korban penganiayaan di Bank Mega, tunjukkan surat tanda bukti lapor polisi

Caption: Edwin, korban penganiayaan di Bank Mega, tunjukkan surat tanda bukti lapor polisi

Surabaya || Rega Media News

Sudah 5 bulan lebih penanganan kasus penganiayaan yang menimpa Edwin, asal warga Jenggolo Sidoarjo yang tinggal di rumah orang tuanya di Tambak Segaran Wetan, Surabaya, hingga sampai saat ini masih buram.

Korban (Edwin) telah mengalami cacat permanen akibat penganiayaan yang dilakukan 3 dept collector, didalam Kantor Bank Mega, Jalan Kembang Jepun Surabaya, pada tanggal 26 Agustus 2021 lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ditemui awak media, Edwin menceritakan awal mula kejadian, pada hari tersebut, datang 3 debt collector mengaku dari Bank Mega, untuk menagih tagihan Kartu Kredit sebesar Rp. 37.000.000.

Korban yang sudah ditetapkan Pengadilan telah pailit, mengarahkan para debt collector untuk menagih ke Kurator. Namun, hal tersebut ditolak dan para debt collector marah-marah didepan rumah orang tua Edwin.

“Saya sudah menjelaskan, bahwa saya sudah pailit dan dokumen dari Pengadilan juga sudah saya tunjukkan. Bukannya pergi ke Kurator, mereka malah marah-marah didepan rumah,” terang korban, Minggu (13/03/2022) sore.

Para debt collector akhirnya memaksa korban untuk pergi ke Bank Mega Jalan Kembang Jepun. Dengan terpaksa, Edwin pergi ke Bank Mega Jalan Kembang Jepun dengan didampingi ayahnya (Edy) dan saksi (Hodianto).

Baca Juga :  Selingkuhi Istri Orang, Pria Penjual Sayur di Sumenep Kena Bacok

“Saya diarahkan ke lantai dua. Disana saya ditemui Napak Memed. Saya kembali menjelaskan bahwa saya sudah pailit. Namun, mereka menahan saya tidak boleh keluar dari ruangan, apabila tidak melunasi hutang kartu kredit tersebut,” lanjutnya.

Keterangan korban di Bank Mega juga diperkuat oleh saksi (Hodianto). Namun, mereka tetap tidak menggubrisnya. Sehingga Hodianto, akan keluar dari Bank Mega. Saat akan turun, Hodianto dipegangi oleh 3 debt collector agar tidak meninggalkan Bank Mega.

“Ketika saya melihat pak Hodianto dipegangi para debt collector, akhirnya saya berusaha membantu beliau. Namun, belum sempat membantu, saya merasa ada orang yang mendorong saya dari belakang sehingga saya jatuh ke lantai satu,” ungkapnya.

Karena kejadian tersebut, korban yang merintih kesakitan, akhirnya diperbolehkan keluar dari Bank Mega dan diminta untuk tidak lapor ke polisi dengan imbalan hutang kartu kreditnya dianggap lunas.

Baca Juga :  Kasus Kepsek Cabul, Polisi Akan Panggil Pejabat Disdik Sampang

Tidak terima atas perlakuan debt collector Bank Mega, korban bersama saksi mendatangi Polsek Pabean Cantikan untuk meminta bantuan, agar diantar periksa ke rumah sakit.

“Dari hasil rongent, tangan saya ada yang remuk dan patah. Sehingga saya harus menjalani operasi. Sampai sekarang, tangan saya tidak bisa diluruskan (cacat permanen),” paparnya.

Selang beberapa hari, korban melaporkan kejadian tersebut ke Polda Jatim. Oleh Polda Jatim, perkara tersebut dilimpahkan ke Polrestabes Surabaya. Karena bukan di wilayah hukum Polrestabes, maka perkara korban dilimpahkan ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak.

“Pada tanggal 27 Oktober 2021, perkara saya dilimpahkan ke Unit Resmob Polres Pelabuhan Tanjung Perak. Disana saya ditemui oleh penyidik yang namanya pak Anton. Namun, hingga sampai saat ini, para debt collector tersebut tidak ditangkap. Saya sendiri juga merasa heran,” terangnya.

Awak media mencoba menghubungi Kanit Resmob Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Sularno, melalui telepon ataupun chat WhatsApp, tidak ada tanggapan, hingga terkesan menghindar dari awak media.

Berita Terkait

Polres Pamekasan Siap Putus Mata Rantai Narkoba
Polres Pamekasan Gasak 17 Pengedar Narkoba
Aksi Maling Motor di Sampang Terekam CCTV
Seorang Cucu di Bangkalan Tega Bunuh Neneknya
Isu Lindungi Sabung Ayam, Kapolres Bangkalan Angkat Bicara
Motif Kasus Percobaan Pembunuhan di Sampang Buram
Sabung Ayam di Kokop, Polisi: Tak Ada Bekingan
Reskrim Sampang Ringkus Pelaku Pembacokan

Berita Terkait

Kamis, 26 Juni 2025 - 19:33 WIB

Polres Pamekasan Siap Putus Mata Rantai Narkoba

Kamis, 26 Juni 2025 - 11:03 WIB

Polres Pamekasan Gasak 17 Pengedar Narkoba

Selasa, 24 Juni 2025 - 03:25 WIB

Aksi Maling Motor di Sampang Terekam CCTV

Senin, 23 Juni 2025 - 22:08 WIB

Seorang Cucu di Bangkalan Tega Bunuh Neneknya

Senin, 23 Juni 2025 - 12:01 WIB

Isu Lindungi Sabung Ayam, Kapolres Bangkalan Angkat Bicara

Berita Terbaru

Caption: potongan video, berlangsungnya pertandingan atlet KONI Sampang cabor kickboxing diajang Porprov Jatim 2025, (dok. regamedianews).

Olahraga

Merasa Dicurangi, KONI Sampang Protes Ke PB Porprov

Sabtu, 28 Jun 2025 - 15:21 WIB

Caption: jenazah Naufaluddin Hanif atlet sambo asal Bangkalan saat berada di RSUD Kepanjen Malang, (dok. regamedianews).

Daerah

Atlet Sambo Asal Bangkalan Meninggal Dunia

Sabtu, 28 Jun 2025 - 13:10 WIB

Caption: petugas keamanan kampus UTM terima sambang patroli Polres Bangkalan, (dok. regamedianews).

Daerah

Polisi Tingkatkan Pengamanan Sekitar Kampus UTM

Jumat, 27 Jun 2025 - 21:15 WIB

Caption: Bupati Sumenep Achmad Fauzi berdampingan dengan Gus Khoiron Zaini pimpinan majelis pemuda bersholawat At-Taufiq, (sumber foto: Sumenep.go.id).

Ragam

Sumenep Bersholawat Pererat Spiritual Masyarakat

Jumat, 27 Jun 2025 - 15:57 WIB