Warga Sampang Kembali Temukan Mayat Didalam Sumur

Caption: warga saat mengevakuasi jasad korban. Tampak Kapolsek Sreseh berada dirumah duka usai jasad korban berhasil dievakuasi.

Sampang || Rega Media News

Kedua kalinya, warga Sampang, Madura, Jawa Timur, digegerkan dengan penemuan mayat didalam sumur. Sebelumnya, Selasa (02/08/2022) lalu, warga menemukan mayat wanita didalam sumur di Desa Paopale Laok, Kecamatan Ketapang.

Kali ini, warga kembali menemukan sesosok mayat wanita didalam sumur di area persawahan, di Dusun Nambangan, Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Sampang, pada Kamis (11/08/2022) sore, sekira pukul 17:00 Wib.

Dalam release tertulisnya, Kapolsek Sreseh Iptu Edi Eko Purnomo mengungkapkan, identitas mayat wanita yang ditemukan tersebut berinisial SH (51 th), warga Dusun Panarokaan, Desa Noreh, Kecamatan Sreseh.

“Mayat tersebut ditemukan warga didalam sumur ditengah sawah, milik Bardan, di Dusun Nambangan, Desa Noreh. Pada beberapa hari sebelumnya, korban memang dikabarkan pergi dari rumah tanpa pamit,” ujar Eks KBO Satresnarkoba Polres Sampang ini.

Menurut keterangan yang didapat, pada Selasa (09/08) kemarin, sekira pukul 14:00 Wib, anak korban (Abi Yasid) sewaktu pulang dari sekolah mendapati ibunya sudah tidak ada dirumah.

“Saat itu juga, anaknya memberi tau saudara-saudaranya jika ibunya tidak ada dirumah, lalu memberi tau warga dan segera melakukan pencarian, namun tak kunjung ditemukan,” terang Edi kepada awak media.

Tepat pada Kamis (11/08) sore, keluarga korban mendapat kabar dari warga, jika telah menemukan sesosok mayat wanita didalam sumur ditengah sawah di Dusun Nambangan.

“Setelah pihak keluarga korban mengecek kabar tersebut, ternyata benar, mayat ditemukan warga didalam sumur ditengah sawah adalah ibunya (inisial SH), yang hilang sejak tiga hari lalu. Setelah itu, warga segera melaporkan kejadian itu ke Polsek,” ucap Edi.

Namun, pada saat petugas Polsek Sreseh mendatangi lokasi, kondisi mayat sudah berhasil dievakuasi warga setempat, dari dalam sumur yang berada ditengah area persawahan. Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Dari hasil visum luar terhadap korban yang dilakukan petugas medis Puskesmas Sreseh, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Tapi, menurut pengakuan keluarga, korban mengalami depresi 10 tahun lalu, semenjak bercerai dengan suaminya,” jelas Edi.

Perwira berpangkat dua balok emas dipundaknya itu menambahkan, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi terhadap mayat korban, dengan alasan telah mengikhlaskan meninggalnya korban dan kejadian tersebut akibat kecelakaan sendiri.