Bangkalan || Rega Media News
Rektor Universitas Trunojoyo Madura, Drs. Ec. H. Muh. Syarif mendorong visi – misi dan program kerja bakal calon rektor UTM periode 2022-2026 menuangkan pada kemandirian kampus.
Menurut Syarif, perkembangan kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) begitu pesat. Capaian kinerja dan prestasi dari setiap bidang berhasil ditorehkan. Meski demikian, saat ini masih dalam tahap penyempurnaan.
Perkembangan pesat UTM mulai tahun 2001 – 2022 menjadi perguruan tinggi yang unggul di bidang pendidikan dan riset. Pada periode 2018 hingga 2022 UTM sesuai tagline inovatif, berkualitas, dan mandiri.
“Karena kalau kita lihat siklus perjalanan UTM dari nama Unibang masih PTS, kemudian seiring perjalanan waktu berubah menjadi perguruan tinggi negeri (PTN). Prosesnya ini sekitar 20 tahun, sehingga kita UTM memiliki kemampuan managemen, tatakelola, sumber daya sudah bagus, jumlah mahasiswa sudah luar biasa dan banyak meraih prestasi,” ujarnya, Selasa (13/09/2022) kemarin.
Sejak 2018–2022, menurut Syarif, fokus pengembangan UTM ada empat strategi pencapaian. Pertama, pengembangan UTM berbasis kluster potensi Madura. Kedua, pengembangan SDM unggul melalui pelaksanaan tridarma berbasis masyarakat.
Ketiga, sinergitas tridarma perguruan tinggi dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Terakhir upaya percepatan institusi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU).
Syarif juga mengungkapkan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia telah mengeluarkan kebijakan penerapan delapan indikator kinerja utama (IKU), agar mendapat Perguruan Tinggi Negeri Berbadan hukum.
Delapan indikator ini, menurutnya, menjadi salah satu tolak ukur pencapaian setiap perguruan tinggi agar Perguruan Tinggi Negeri memperoleh Badan Layanan Umum (BLU).
“Kualitas, bagaimana kampus UTM ini mewujudkan lulusan cerdas, berdaya saing, berakhlakul karimah. Inovatif, kita terus berinovasi. Kemudian Mandiri, kedepan ini, calon rektor harus bisa dan mampu bagaimana kampus ini bisa mewujudkan kampus mandiri, agar pendanaan tidak bergantung pada masyarakat, (UKT-red)” tuturnya.
Diharapkan, rektor UTM masa yang akan datang ini bagaimana bisa mengantarkan kampus UTM menjadi kampus mandiri.
“Sebab, dengan kemandirian kampus maka UTM Menjadi satker yang tidak banyak bergantung. Sehingga langkah – langkah menjadi kampus mandiri itu harus dilakukan oleh bakal calon rektor utm,” imbuhnya.
Apalagi Ia menilai, UTM sudah banyak punya modal menuju kampus mandiri. Hanya saja membutuhkan dorongan pemerintah, agar perguruan tinggi negeri ini menjadi Badan layanan Umum (BLU) atau perguruan tinggi badan hukum.
“Mungkin yang harus di back up hanya gaji karyawan tapi kalau sudah mandiri, maka UTM tidak lagi bergantung. Karena inovasi ini menjadi sebuah keniscayaan dan sumber pendanaan,” tandasnya.
Makanya pengembangan garam, jagung dan halal center terus dilakukan, karena dalam rangka menuju kampus mandiri. Sementara hal itu sudah kita ajukan kepada kementerian.
“Sehingga kampus ini menjadi Mini plan, menjadi titik industri dan bisa memproses suatu kondisi yang menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” terangnya.
Dia juga mengatakan, masing – masing bakal calon rektor sudah mempunyai analisa permasalahan dan referensi visi- misi dan program kerjanya.
“Kita tidak perlu besar tapi cepat beradaptasi, tinggal bagaimana bakal calon ini bersama siapa menentukan visi-misi dan program kerjanya sebagai langkah pondasi dia bekerja kedepan,” pungkasnya.
Sementara itu, ketua panitia pemilihan rektor, Risyuwono Yudo Nugroho mengatakan, ada waktu untuk penajaman visi misi sebelum penyampaian pada tanggal 27 September 2022.
“Tidak hanya itu, kami juga akan membuka pertanyaan dari civitas akademika dan mahasiswa untuk para bakal calon melalui Google Form. Satu Minggu, dan civitas menampung pertanyaan dari seluruh mahasiswa untuk semua bakal calon,” pungkasnya.