Daerah  

Dubes Kanada Tinjau Produksi Garam PT Sumatraco Langgeng Makmur

Caption: Dubes Kanada H.E Jess Dutton tinjau dan cek kualitas garam produksi PT Sumatraco Langgeng Makmur, (dok. regamedianews).

Surabaya,- Dubes Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, H.E Jess Dutton, bersama rombongan dari Nutrition International, mengunjungi Pabrik PT Sumatraco Langgeng Makmur di Jalan Kalianak, Surabaya, Rabu (28/2/2024).

Kunjungan tersebut, untuk meninjau proses produksi garam beryodium, sebagai bagian dari dukungan Kanada terhadap pengawasan nutrisi pemerintah Indonesia.

Jess menjelaskan, kehadiran Kanada di pabrik tersebut, sebagai bagian dari kemitraan dengan Nutriotion International, khususnya dalam mendukung produksi garam beryodium yang sangat penting untuk kesehatan ibu hamil dan anak-anak di Indonesia.

“Investasi ini adalah investasi dalam masa depan, memastikan ibu hamil dan anak-anak mendapat nutrisi yang tepat untuk pertumbuhan yang optimal, sejalan dengan prioritas Presiden Jokowi dalam menekan angka stunting,” ungkap Jess.

Jess menambahkan, fokus dukungan Kanada adalah untuk memastikan PT Sumatraco Langgeng Makmur menghasilkan garam beryodium berkualitas tinggi sesuai standar yang dibutuhkan.

“Dalam tur pabrik, kepuasannya dengan kualitas garam beryodium yang diproduksi oleh PT Sumatraco Langgeng Makmur. Kualitas garamnya sangat baik sesuai standar yang dibutuhkan, hal ini sangat penting untuk kesehatan ibu hamil dan anak-anak,” ujarnya.

Ikhsan, Manager Marketing PT Sumatraco Langgeng Makmur mengatakan, saat ini kapasitas produksi garam mencapai 800 ribu ton per tahun. Sumber bahan baku berasal dari Madura, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Kami menyuplai garam ke industri yang termasuk juga mengekspor produknya ke luar negeri, kami sangat senang dengan kunjungan Dubes Kanada Jess Dutton,” ungkapnya.

“Jujur kita sudah dapat support dari Dubes Kanada melalui Nutrition International dalam hal ini pengembangan teknologi kami juga banyak dibantu Nutrition International terutama sejak 2011. Secara teknologi dan development kita sudah banyak belajar,” katanya.

Country Director of Nutrition International in Indonesia, Herrio Hattu turut menjelaskan, selama ini pihaknya telah melakukan pendampingan kepada para pelaku industri pengolahan garam beryodium.

“Kami sangat senang karena produsen yang kami dampingi, mereka sudah memenuhi kualitas yang diharapkan,” pujinya.

Nutrition International, lanjut Herrio, bukan semata mendorong kapasitas produksi, tetapi juga meningkatkan kualitas agar dapat mewujudkan garam bergizi yang dikonsumsi oleh anak-anak Indonesia.

Ia mengungkapkan, garam beryodium yang digunakan sebagai konsumsi harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yakni mengandung yodium sebesar 30-80 ppm.

“Untuk itu, selain membantu produsen memenuhi kualitas tersebut, juga memberikan edukasi kepada masyarakat, tentang standar garam yang baik dengan berbagai manfaat,” pungkasnya.