SAMPANG,- Kasus dugaan pengeroyokan inisial SS seorang wanita di Desa Gunung Rancak, Robatal, Sampang, Jawa Timur, terus bergulir.
Pasalnya, hingga saat ini Kepolisian Resor (Polres) setempat masih melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan penganiayaan tersebut.
Bahkan sebelumnya, penyidik Satreskrim sudah melayangkan surat panggilan pertama terhadap saksi beberapa waktu lalu.
“Kami sudah kirim surat panggilan terhadap saksi,” ujar Kanit Pidum Satreskrim Polres Sampang Ipda Sujianto, Senin (11/11/24) kemarin.
Namun, kata Sujianto, saksi tersebut tidak menghadiri panggilannya, untuk dilakukan pemeriksaan atau dimintai keterangan.
“Kami sudah panggil saksinya, tapi tidak hadir. Saksi waktu kejadian, diantaranya bapak si korban,” ungkapnya usai press conference kasus judi online.
Terbaru, hal senada disampaikan Kasi Humas Polres Sampang Ipda Dedy Dely Rasidie, saat dikonfirmasi awak media ini.
“Masih proses lidik mas,” tulis singkat Dedy melalui pesan whatsappnya, Kamis (14/11) petang.
Sebelumnya, imbuh Dedy, pihaknya telah berkirim surat panggilan terhadap saksi.
“Namun, saksi masih belum menghadap,” ujar perwira pertama (pama) berpangkat satu balok emas dipundaknya ini.
Kendati demikian, tegas Dedy, pihaknya akan kembali melayangkam surat panggilan kedua terhadap saksi.
“Dalam waktu dekat kami lakukan panggilan kedua mas,” ungkapnya kepada regamedianews.
Diberitakan sebelumnya, Matnagi orang tua korban berharap, polisi segera menangkap pelaku penganiayaan terhadap putrinya.
“Tolong segera diproses dan ditangkap, agar mereka (pelaku) tidak terbiasa main hakim sendiri, saya percaya ke polisi,” pintanya.
Sementara itu, pasca terjadinya penganiayaan dan peengeroyokaan, korban (S) melaporkannya ke Polres Sampang.
Sementara menurut keterangan korban, saat kejadian bermula dirinya sedang berada didalam rumah, karena dipanggil ada tamu akhirnya keluar.
Namun saat keluar, tiba-tiba dirinya ditarik dan dihajar secara membabi buta, oleh beberapa orang wanita tanpa musabbab.
“Sempat dilerai bapak, namun tetap saja saya dihajar mereka,” ujarnya kepada awak media ini.
Tidak hanya itu, pelaku diduga telah merencanakan aksi penganiyaan dari sebelumnya, terbukti saat kejadian langsung direkam.
“Kemudian viral di media sosial,” ucapnya.