Sumenep,- Pembangunan sebuah daerah tidak melulu soal fisik, seperti pengaspalan jalan atau pembangunan jembatan.
Pemerintah Kabupaten Sumenep menegaskan, kerukunan antar umat beragama merupakan fondasi paling mendasar.
“Tentunya agar roda pembangunan dapat berjalan berkesinambungan,” ujar Wakil Bupati KH Imam Hasyim.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara Safari Kerukunan di Aula Bappeda Sumenep, Rabu (24/12/2025) kemarin.
Menurut kiai Hasyim, infrastruktur semegah apapun tidak akan memberikan manfaat maksimal, jika masyarakatnya tidak rukun.
“Di era gempuran media sosial, tantangan menjaga kedamaian semakin berat,” ujarnya, dilansir dari laman resmi Pemkab Sumenep, Minggu (28/12).
Kiai Hasyim mengungkapkan, saat ini ada ancaman nyata berupa hoaks dan ujaran kebencian.
“Bahkan hingga informasi keliru yang memicu kesalahpahaman antar kelompok,” ungkapnya.
Selain itu, kiai Hasyim juga menyoroti fenomena label agama yang kerap diseret ke dalam konflik sosial.
Sebagai langkah konkret, Pemkab Sumenep tidak ingin sekadar menjadi “Pemadam Kebakaran” saat konflik terjadi.
Melalui pelatihan Early Warning System (EWS), pemerintah merangkul tokoh agama, aparat, hingga generasi muda untuk memetakan potensi gesekan sejak dini.
“Kami ingin menjadikan perbedaan sebagai ruang diskusi, bukan tembok pemisah. Perbedaan harus menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan,” pungkas kiai Hasyim.
Penulis : Red
Editor : Redaksi










