Daerah  

Kepala DLLAJ Gorut Diminta Mundur dari Jabatannya

Caption: Efendi Dali aktivis anti korupsi gorut.

Gorontalo || Rega Media News

Aktivis Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Efendi Dali, meminta Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Gorut, Nasution Jou, mundur dari jabatannya.

Permintaan Efendi Dali ini, berdasarkan penilaiannya terhadap peran Kepala DLLAJ Gorut, Nasution Jou, yang dinilai olehnya tak mampu dalam mengoptimalkan pengoperasian Buss Sekolah geratis.

Ia mengungkapkan, seharusnya bantuan Buss Sekolah geratis dari Kementerian Perhubungan RI itu, dioptimalkan pengoperasiannya oleh DLLAJ Gorut, sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis yang bertanggungjawab mengoperasikan Buss tersebut.

“Terkait dengan pemberian bantuan Buss Sekolah ke Pemerintah Daerah Gorontalo Utara dari Kementerian Perhubungan RI, yang diperuntukan mengangkut siswa-siswi di wilayah Gorontalo Utara yang pengelolaannya di bawah Dinas Perhubungan Gorut, seharusnya dioptimalkan dengan baik,” ungkap Efendi, lewat keterangan tertulisnya kepada regamedianews.com, Jumat (18/02/2022).

Jelas Efendi, hal ini menjadi sebuah keharusan untuk dilakukan, karena mengingat kebutuhan masyarakat saat ini terhadap Buss Sekolah itu, sangat mendesak. Khususnya, masyarakat yang berada di wilayah seperti Desa Dunu, Kecamatan Monano, Kabupaten Gorut.

“Saya sudah berapa kali, ketemu dengan Siswa-Siswi di daerah Desa Dunu. Dimana, mereka untuk menempuh ke sekolah yang jaraknya cukup jauh di Dunuke, ditempuh dengan jalan kaki. Padahal setahu saya, para siswa tersebut sudah difasilitasi Buss Sekolah oleh Pemerintah Pusat, melalui Kementerian Perhubungan,” Jelasnya.

Lebih lanjut terang Efendi, Buss Sekolah yang seharusnya beroperasi membantu mereka untuk pergi ke sekolah, dan mengantarkan mereka kembali ke rumahnya masing-masing, ironinya diduga malah ditemukan beberapa kali olehnya digunakan oknum pegawai Gorut ke Kabupate Gorontalo.

“Buss sekolah tersebut justru saya lihat, hampir setiap hari digunakan oleh oknum pegawai Gorut dengan arah menuju Kabupaten Gorontalo pada sore hari. Sebagaimana hampir setiap hari, bertemu dengan saya di jalan,” terang Efendi yang juga sebagai salah satu Advokat di Kabupaten Gorut.

Ia meminta, Buss Sekolah itu benar-benar dapat dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Jika Buss Sekolah itu tak bisa dimanfaatkan sesuai peruntukannya, ia menyarankan Kepala DLAJ Gorut mundur saja dari Jabatannya.

“Saya meminta dengan sangat hormat, kepada Kepala Dinas Perhubungan Gorut agar Buss Sekolah tersebut, memang benar-benar penggunaannya untuk adik adik Siswa-Siswi. Jika kiranya ada alasan lain untuk tidak bisa dimanfaatkan oleh adik-adik Siswa-Siswi yang ada di Gorontalo Utara, maka saya pikir alangkah baiknya Pak Kadis Perhubungan mundur saja dari jabatan Kadis,” pintanya.

Ia menambahkan, Kepala DLLAJ Gorut, Nasution Jou, jangan sampai hanya bisa memperjuangkan kebutuhan perjalanan dinasnya, ketimbang memperjuangkan kebutuhan operasional Buss Sekolah tersebut.

“Jangan sampai lebih hebat memperjuangkan perjalanan dinas ketimbang BBM (Bahan Bakar Minyak_red) Buss Sekolah tersebut,” pungkasya.

Sementara itu, Kepala DLLAJ Gorut, Nasution Jou, saat dikonfirmasi terkait hal ini mengungkapkan, saat ini Buss Sekolah geratis yang digunakan untuk keperluan transportasi Siswa-Siswi di Gorut itu, memang belum beroperasi karena terkendala dengan anggaran operasionalnya yang hingga kini belum bisa terakomodir oleh Pemerintah Daerah.

“Sementara belum beroperasi, lantaran kondisi keuangan Pemda (Pemerintah Daerah_red), masih posisi devisit. Belum cukup untuk mengangarkan biaya BBM, dengan maintenance pemeliharaan. Jadi itu bukan anggaran yang sedikit, karena empat Buss itu selama satu tahun itu dioperasikan untuk antar jemput siswa kan secara geratis, sehingga BBM itu kan tanggungjawab Pemda. Tetapi, sejauh ini Pemda dalam kondisi devisit itu belum bisa mengalokasikan anggaran untuk biaya BBM dan pemeliharaan peralatan rusak,” ungkap Nasution, kepada regamedianews.com, Jumat (18/02/2022).

Lanjutnya, saat ini beberapa Buss Sekolah geratis di Kabupaten Gorut dari jumlah keseluruhannya, kondisinya dalam keadaan baik, dan beberapa lainnya dalam kondisi membutuhkan perawatan.

“Alhamdulillah mobil kondisinya baik, namun begitu ada juga beberapa mobil yang usianya agak tua, itu butuh perbaikan juga. Jauh sebelum covid, memang ada biaya pemeliharaan itu. Cuman untuk sejak Covid ini, kondisi daerah kan devisit, jadi belum bisa dipaksakan untuk pengoperasian itu, karena itu butuh biaya. BBM saja itu, per empat unit mobil selama satu bulan itu sekian, dikalikan satu tahun, dia ratusan juta Pak,” lanjut Nasution.

Lebih lanjut ia menjelaskan, terkait dengan pemenuhan kebutuhan untuk operasional Buss Sekolah di Kabupaten Gorut, pihaknya telah terus berupaya mengajukan pengusulan pembiayaannya kepada Pemerintah Daerah Gorut, akan tetapi hal ini hingga kini masih belum terakomodir juga.

“Jadi begini, saya tidak ada kepentingan untuk nahan-nahan ini sekiranya ada anggarannya. Apalagi, bagi saya ini dosa ketika kita tidak sahuti, apa yang menjadi keinginan masyarakat orang tua siswa yang susah ini. Tapi saya harus berbuat bagaimana? Kita sudah ajukan anggaran, cuman anggaran itu belum bisa dipaksakan untuk turun. Semuda dinas, semua kantor itu ada pemotongan refocusing anggaran,” jelas Nasution.

Ditambahkannya, solusi yang bisa dilakukan oleh pihaknya dalam persoalan ini ialah, menunggu kondisi keuangan Pemda Gorut berada pada posisi normal kembali. Sehingga diharapkan, anggaran yang dibutuhkan untuk operasional Buss Sekolah itu dapat terakomodir setelah diajukan kembali.

“Kalau dinas, kapan saja kita bisa usulkan itu. Tidak mungkin kalau kita tidak usulkan. Kasihan juga ya. Yang pasti, dalam perhatian kita. Jadi kita tidak menghalang-halangi itu ya. Saya juga tidak menyalahkan Pemda, cuman memang kondisi saat ini sejak Covid itu kan tidak hanya Gorut, rata-rata seluruh daerah itu agak devisit anggarannya. Kalau misalnya Pemda ada langkah dan upaya bisa mendapatkan alokasi anggaran, entah bantuan dari pemerintah pusat atau yang lain, yang pasti kalau lewat APBD, itu sangat minim. Terus kita di Dinas mau bagaimana lagi kalau usulan kita belum direspon,” imbuhnya.

Terakhir ia berharap, Pemerintah Daerah Kabupaten Gorut, kedepan dapat menindaklanjuti apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu, dalam waktu dekat ini. Termasuk mengakomodir kebutuhan transportasi geratis para siswa-siswi di Kabupaten Gorut, untuk mempermudah mereka dalam mengenyam pendidikan.

“Saya berharap dan ikut mendoakan, semoga persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kita untuk meningkatkan, upaya-upaya pemerintah daerah didalam meningkatkan atau menyahuti apa yang menjadi tuntutan masyarakat di bawah, itu kedepan dalam waktu dekat sudah bisa direalisasikan. Termasuk pemenuhan anggaran untuk mengatasi kebutuhan siswa dari masyarakat miskin, sebab kasihan mereka memikirkan biaya transportasi anak mereka ke sekolah di masa pandemi ini. Kita saja yang PNS merasa susah, apalagi mereka kasihan,” harapnya.