Jawab “Darurat Kearsipan”, KOPIA Gorontalo Tawarkan Solusi

Caption: Komunitas Pencinta Arsip (KOPIA) Gorontalo.

Gorontalo || Rega Media News

Pasca pertemuan dengan Kepala Lembaga Kearsipan Daerah (LKD) Provinsi Gorontalo belum lama ini, Komunitas Pencinta Arsip (KOPIA) Gorontalo menggelar Dialog dan Diskusi dengan tema “Kearsipan, Sekarang dan Akan Datang” di Warkop Pombango Kota Gorontalo, Selasa (21/06/2022).

Acara tersebut menghadirkan beberapa orang narasumber diantaranya Pembina KOPIA Gorontalo, Arifasno Napu, serta pembanding yaitu Kepala Bidang Kearsipan Provinsi Gorontalo yang juga salah satu tokoh pejuang pembentukan Provinsi Gorontalo, Mustari Sumaga, dan Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Gorontalo, Sumarto Biki.

Selain itu, acara yang dibalut suasana santai menikmati nuansa alam Warkop Pombango, dan diawali dengan penyerahan secara simbolis beberapa Arsip Perjuangan Kemerdekaan Gorontalo tahun 1942 oleh Fitri Maju, sebagai perwakilan keluarga dari salah satu pejuang kemerdekaan saat itu, turut dihadiri juga oleh Kepala Bidang Kearsipan Kota Gorontalo, Dewi Djafar, Pembina KOPIA Haris Moha, serta perwakilan Ormas dan Calon Relawan Arsip.

Ketua KOPIA Gorontalo, Susanto Liputo, saat disambangi awak media usai acara tersebut menuturkan, kegiatan yang dilaksanakan oleh KOPIA Gorontalo itu, merupakan salah satu tahapan dari agenda menjawab kegelisahan Pemerintah Provinsi Gorontalo di bidang kearsipan.

“Kami ingin isu tentang kearsipan ini terus disosialisasikan, sampai masyarakat benar-benar paham betapa pentingnya pengelolaan dan penyelamatan arsip,” tutur Aktivis Gorontalo yang akrab disapa OPA itu.

“Olehnya itu, kami membentuk komunitas ini dan kedepan akan merekrut Relawan Arsip yang akan membantu Pemerintah, dalam menghadirkan arsip-arsip penting yang bernilai sejarah termasuk pembentukan Provinsi Gorontalo. Tentunya, kami perlu dibekali dengan Penguatan SDM melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan pengelolaan arsip, melalui kegiatan Bimbingan Teknis Kearsipan,” imbuhnya.

Sementara itu, Pembina KOPIA Gorontalo, Arifasno Napu, dalam keterangannya mengingatkan audience, mulailah membiasakan menggunakan bahasa Gorontalo dalam penyebutan setiap kuliner khas Gorontalo. Contohnya, Tiliaya yang memiliki kandungan Gizi tinggi.

“Apakah ada arsip tentang sejarah makanan khas Gorontalo berupa bukti otentiknya, mulai dari penamaan atau penyebutan bahasa lokal khas Gorontalo, dan pemisahan beberapa makanan yang harus dipaketkan,” ungkap Arif, yang juga seorang penulis dan ahli gizi.

Contoh lain sambung Arif, tentang bagaimana asal mula kacang saat dimakan dengan pisang. Bila ditinjau dari ilmu gizi, keduanya saling melengkapi agar kita terhindar dari penyakit.

“Demikian pula dengan Ilabulo, yang mulanya makanan olahan dari sagu yang dicampur jantung pisang. Ini perlu diriset, dan jika ada arsipnya maka harus disosialisasikan,” imbuhnya.

Sehingga ia berharap, terkait dengan hal ini kearsipan menjadi hal yang sangat penting di berbagai aspek, yang dapat mengungkap fakta-fakta jati diri Provinsi Gorontalo.

“Saya berharap, kearsipan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam mengungkap fakta sejarah Gorontalo, yang nantinya dapat ditampilkan dalam setiap peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo yang jatuh pada tanggal 5 Desember, melalui berbagai Event Kearsipan,” harap Arif.