Madura, (regamedianews.com) – Keberhasilan menekuk sepuluh pemain Sriwijaya FC tiga gol tanpa balas di Stadion Gelora Ratu Pamelingan kemarin membuat pelatih Madura United Milomir Seslija semringah, dan menilai anak asuhnya tampil bak pahlawan.
Madura United sempat menemui jalan buntu untuk menjebol gawang tim tamu. Namun setelah Mahammadou N’Diaye diganjar kartu merah di menit ke-82, Madura United menggelontor gawang Sriwijaya FC dalam kurun waktu sembilan menit.
“Pemain saya tampil dengan heroik. Mereka menunjukkan karakter setelah gagal penalti sebelum menciptakan tiga gol. Ini seperti yang kami latih saat latihan, dan pemain mampu mengaplikasikannya, memaksa Sriwijaya tidak mampu membuat peluang emas,” ucapnya, Senin (09/04/2018).
“Setelah gagal mengeksekusi penalti, Zah Rahan terus mencoba, dan berusaha keras. Menciptakan beberapa peluang, dan mengatur gol Bayu Gatra. Dia sendiri juga mencetak gol. Bagi saya dia pemain terbaik pertandingan ini,” ujarnya.
Pelatih asal Bosnia tersebut merasa senang strategi pergantian pemainnya kembali berujung kemenangan. Keputusannya memasukkan Bayu Gatra di menit-62 dianggapnya sebagai sebuah perjudian.
“Kami sudah melakukan dua pengantian, dan kami harus menang. Itulah mengapa kami harus mengambil risiko. Ketiga gol kami bahkan seperti di Liga Inggris, kami bisa saja mencetak gol lainnya di akhir laga,” imbuhnya.
Sementara itu, Zah Rahan merasa senang bisa menaklukkan mantan timnya tersebut. Pemain asal Liberia ini mengaku kegagalan mengeksekusi penalti merupakan yang pertama kali ia alamai.
“Ketika tadi gagal penalti, saya sudah tak berpikir mencetak gol. Saya hanya berpikir bagaimana tim bisa menang, karena ini bukan tentang saya. Di hati, saya mau kalahkan Sriwijaya, meskipun di luar lapangan kami saling respek. Saya senang bisa mencetak gol, tetapi mereka pasti tidak mungkin lupakan saya,” pungkasnya. (*)