Sampang, (regamedianews.com) – Kemarau panjang yang melanda pulau Madura, khususnya di Kabupaten Sampang, membuat warga harus mengeluarkan gocek pribadi, itupun bagi kalangan warga yang mampu. Namun, disisi lain bagi warga tidak mampu harus mengais air bersih, hingga berjam-jam dan menempuh jarak puluhan kilo.
Seperti yang diungkapkan Sari, salah satu warga Dusun Rakah, Desa Rongdalem, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang. Dirinya mengaku, harus bangun malam untuk mendapatkan ait bersih. Pasalnya, sumber mata air (sumur) yang ada disekitar rumahnya, berisi air jika larut malam.
Baca juga Tersentuh, Relawan BCL Berikan Bantuan Air Bersih Ke Warga Setiamanah
“Selama musim kemarau, sekira pukul 12 malam, saya harus bangun dari tidur, itu karena ingin memiliki air bersih untuk kebutuhan setiap harinya, buat memasak dan minum, saya ngambil airnya dari sumur yang ada disekitar rumah. Kalau ingin mandi, terkadang harus pergi dan numpang ke rumah family yang berada di desa sebelah,” ungkapnya, Minggu (21/10/2018).
Lebih lanjut perempuan beranak dua ini mengungkapkan, beberapa waktu lalu ia pernah mendengar kabar, bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang melalui dinas terkait ada program droping air bersih, tapi didesa tidak tersentuh. Padahal, disini juga krisis air bersih.
Baca juga Kali Ini Komunitas SMPP Beri Bantuan Air Bersih Ke Wilayah Kecamatan Jaken Pati
“Meski desa kami berdekatan dengan sumber mata air, namun harus menempuh jarak sekitar 10 sampai 11 kilo dari rumah. Kalau misalnya beli dan dikirim hingga sampai kerumah, itu persatu tangki air bersih mencapai harga Rp 250 ribu. Kami berharap kepada Pemerintah, agar bantuan air bersih sampai ke desanya, khususnya di Dusun Rakah,” pungkasnya. (adi/har)