Bangkalan, (regamedianews.com) – Gagal panen menjadi momok yang terus menakuti para petani di Desa Keteleng, Bangkalan. Hampir di setiap tahunnya tanaman padi dan jagung mereka banyak terserang hama dan penyakit.
Akhirnya pendapatan petani dari hasil panen banyak mengalami kerugian, padahal warga Desa Keteleng banyak menggantungkan nasibnya pada sawah mereka.
Berangkat dari permasalahan tersebut, KKN 26 Desa Keteleng mengadakan penyuluhan pertanian dengan tema “Penanggulangan Hama Tanaman Terpadu” bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kota Bangkalan (26/12/2019).
Acara yang diadakan di rumah Kepala Desa Keteleng ini dihadiri oleh perwakilan dinas pertanian, mantri pertanian desa, kelompok tani Desa Ketelelng, perangkat desa, dan juga warga desa setempat.
Sony selaku Mantri Pertanian menjelaskan, berbagai faktor penyebab sawah mengalami gagal panen. Diantaranya hama dan penyakit yang diderita oleh tanaman. Salah satunya Wereng, dan tikus sawah.
Baca Juga bupati-bangkalan-tinjau-lokasi-kebakaran-rs-syamrabu-ini-penyebabnya/
“Wereng dan tikus sawah adalah hama yang berbeda dalam mengatasinya, yang satu harus di pestisida, lainnya harus diburu”, jelas pria asal Bangkalan tersebut.
Sony juga menambahkan, penyakit padi potong leher juga berbeda lagi dalam penangannannya. Dikarenakan sifat tanaman padi yang sensitif dan harus diperlakukan dengan istimewa.
“untuk penyakit potong leher, antisipasinya adalah dengan pemupukan dan pestisida dengan sangat teliti, karena sifat dari tanaman yang sangat rentan dan sensitif”, ungkap Sony.
Fitri selaku perwakilan dari Dinas Pertanian Kab. Bangkalan juga mengungkapkan, jika kelompok tani Desa Keteleng ini aktif, maka akan diberikan bibit padi secara cuma-cuma dan fasilitas pertanian dari dinas setempat.
“Jika kelompok tani disini aktif jangankan bibit padi traktor dan diesel pengairan akan kami bantu dan monitoring terus”, pungkasnya. (sfn/tfk)