Sampang,- Ratusan warga Gunung Rancak, Robatal, Sampang, Madura, menggelar aksi prihatin di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) setempat, Rabu (29/11/2023) siang, mereka terdiri dari laki -laki dan perempuan.
Massa mulai berdatangan, saat mendengar ada pemanggilan kepada pejabat Desa Gunung Rancak, terkait permintaan keterangan sebagai saksi oleh pihak Kejaksaan.
Kedatangan mereka adalah sebagai wujud ketidak terimaan, terhadap perjalanan perkara yang menjerat kepala desa dan bendahara desa atas kasus Bantuan Langsung Tunai (BLT) bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2022, dinilai penuh intrik politik.
Fatimatus Zahroh, salah satu ibu rumah tangga penerima BLT DD mengatakan, dirinya rela meninggalkan pekerjaannya untuk hadir ke Kejaksaan, karena merasa kasihan terhadap kepala desanya.
“Saya rela datang kesini (kantor Kejari Sampang) tinggalkan pekerjaan, demi ikut mengawal perkembangan kasus tersebut,” ujarnya, Rabu (29/11) siang.
Zahroh mengungkapkan, selama tahun 2020 dirinya bersama penerima lain, selalu mendapatkan bantuan tersebut yang dibagikan oleh pihak Bank Rakyat Indonesia (BRI) langsung.
“Makanya saya merasa aneh, saat mendengar kasus ini. Apalagi, setelah kami juga mendengar pelapor awal adalah mantan timses lawan politik Klebunnya (Kepala Desa),” imbuhnya.
Mengetahui hal itu, dirinya semakin yakin, bahwa dalam kasus tersebut ada hal yang janggal, dan terkesan dipaksakan mulai awal
Zahroh menambahkan, dirinya bersama masyarakat akan terus mengawal kasus ini, hingga betul-betul memastikan kepala desanya tidak menjadi korban.
“Kita akan datang lebih banyak, dan akan terus mengawal, kami tidak akan pulang nantinya, sampai betul-betul Kades kami tidak menjadi korban,” ungkapnya.
Untuk sekedar diketahui, hampir seribu massa terus meringsek dan menduduki di depan kantor Kejaksaan Sampang.
Massa enggan beranjak dan terus bersholawat didepan Kejaksaan setempat, mereka bersikukuh tetap menduduki kejaksaan, saat mendengar bendahara desa ditetapkan sebagai tersangka.
Massa baru membubarkan diri, setelah penasehat hukum membantu memberikan penjelasan, terkait proses hukum yang terjadi dan mengetahui bendahara desa juga keluar dari kejaksaan.
Pantauan awak media ini, massa aksi dari Desa Gunung Rancak juga berteriak, tidak ingin Kadesnya menjadi korban, nantinya juga khawatir akan dijadikan tersangka. (red)