Sumenep,- Tak terima wartawannya menjadi korban penganiayaan, Igusty Madani salah satu Pimpinan Redaksi (Pimred) media online, di Sumenep Madura, murka.
Pasalnya, penganiayaan yang dialami inisial AL, warga Desa Ambunten Barat, Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep, diduga dilakukan dua oknum guru ngaji inisial A dan M.
“Saya minta Kapolres dan Kasat Reskrim Polres Sumenep, untuk memberi atensi terhadap kasus penganiayaan yang menimpa wartawan saya,” tegas Igusty.
Menurut Igusty, dugaan tindak pidana pengeroyokan dua oknum guru ngaji terhadap wartawannya tersebut, merupakan perbuatan biadab dan tidak patut dicontoh.
“Saya bersumpah, akan mengawal kasus ini hingga dia menerima ganjaran yang setimpal. Oknum guru ngaji macam apa itu ?, jika bertindak layaknya preman,” ketusnya.
Sementara itu, AL korban penganiayaan mengungkapkan, peristiwa nahas tersebut terjadi, saat dirinya menggendong anaknya yang masih bayi, Selasa (02/01/2024) sore.
“Tiba-tiba ada mobil melintas membleyer dua kali didepan rumah, lantas saya mengejar dan mempertanyakan apa maksudnya membleyer,” ungkap AL.
Disaat itu, salah satu pelaku inisial M balik bertanya dengan ucapan yang kasar dan tidak pantas. Namun, tiba-tiba pelaku inisial A menendang korban hingga terjatuh.
“Mereka bapak dan anak. Ketika saya coba bangun, disaat itu saya dibantai habis-habisan, hingga mengalami luka dibagian wajah,” terang AL.
Tidak hanya itu, ungkap AL, bahkan pelaku inisial M sempat mengeluarkan senjata tajam jenis celurit, dan nyaris membunuhnya, untung dicegah warga sekitar.
“Akibat penganiayaan dan pengeroyokan dua orang pelaku itu, saya melaporkannya peristiwa tersebut ke kepolisian sektor setempat,” pungkas AL.
Sementara, hingga berita ini diterbitkan, belum ada statement dari kepolisian, namun Polsek Ambunten telah mengeluarkan tanda bukti pelaporan kepada korban. Berdasarkan LP/B/1/1/2024/SPLT/Polsek Ambunten/Polres Sumenep/Polda Jawa Timur.