Daerah  

Penanganan Malaria di Pohuwato Didukung Penambang Rakyat

Caption: Ketua DPC APRI Kabupaten Pohuwato Limonu Hippy, (dok. regamedianews).

Pohuwato,- Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Pohuwato, Limonu Hippy, mendukung dan ikut mengambil peran dalam upaya membantu pemerintah dalam rangka pemberantasan wabah malaria di Bumi Panua (Pohuwato).

Menurut Limonu, dalam rangka membasmi wabah penyakit malaria tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab dan perhatian oleh semua elemen yang ada, termasuk didalamnya peran dan kontribisi serta partisipasi para pelaku usaha tambang lokal.

“Minimal dapat berkontribusi dalam merehabilitasi dan menutup kembali kubangan-kubangan pasca tambang yang menjadi genangan air yang tidak menutup kemungkinan menjadi sarang nyamuk yang membawa wabah penyakit Malaria dan lain sebagainya,” tutur Limonu.

Lebih lanjut Limonu mengatakan, untuk itu pihaknya menghimbau dan mengajak para penambang rakyat untuk turut membantu upaya pemerintah, dalam membasmi wabah penyakit malaria di Bumi Panua dan Provinsi Gorontalo pada umumnya.

“Kami berharap ada kesadaran dan kerjasama yang baik untuk mengendalikan lingkungan dengan melakukan rehabilitasi kembali dengan menutup kembali kubangan yang merupakan bekas galian yang sudah tidak produktif lagi, agar tidak menjadi sarang nyamuk, yang tujuannya untuk mengendalikan lingkungan dan meminimalisir penyebaran wabah malaria ini,” ujar Limonu.

Selanjutnya Limonu juga menghimbau, masyarakat berkomitmen untuk senantiasa sama-sama membasmi wabah penyakit malaria, yang bisa mengancam kehidupan semua orang.

“Wabah penyakit Malaria ini sangat berbahaya bagi kita semua manakala tidak teratasi dengan baik. Untuk itu, saya pula berharap kepada semua masyarakat untuk sama-sama berpartisipasi membantu pemerintah dalam upaya membasmi wabah penyakit malaria ini,” imbau Limonu.

Tujuannya kata Limonu, untuk menyelematkan kehidupan semua orang agar terhindar dari penyakit yang sangat berbahaya itu, yakni dengan menjaga kebersihan lingkungan masing-masing agar tidak menjadi sarang nyamuk malaria.

“Sebab sumber wabah penyakit malaria itu, tidak semata-mata dari lokasi tambang. Tidak menutup kemungkinan, dari lingkungan pemukiman kita sendiri. Sehingga, kita tidak saling menjustisifikasi bahwa sumber penyakit malaria itu hanya dari lokasi tambang,” terang Limonu.

Walaupun lanjut Limonu, terdeteksi melalui Rumah Sakit dan Puskesmas paling banyak yang mengidap penyakit malaria itu adalah penambang.

“Padahal tidak menutup kemungkinan, mereka sebelum naik ke tambang sudah mengidap penyakit malaria dari rumah,” imbuhnya.

Limonu sangat optimis wabah penyakit malaria akan hengkang dari Bumi Panua dan Gorontalo pada umumnya, manakala semua pihak solid dan memiliki kesadaran yang sama untuk bersama-sama membasmi penyakit yang mematikan itu.

“Terutama, peran dan partisipasi serta perhatian penuh dari para masyarakat penambang rakyat sebagai wujud tanggung jawab masyarakat penambang itu sendiri,” tutur Limonu.

Terakhir Limonu berharap, disamping melakukan penutupan kubangan-kubangan lokasi pasca tambang, kiranya masyarakat penambang juga senantiasa berkoordinasi dengan tim yang telah dibentuk oleh pemerintah daerah.

“Untuk, melakukan fogging serta pemberian serbuk Abate, sehingga mempercepat pemberantasan wabah malaria ini,” pungkasnya.