Bangkalan,- Universitas Trunojoyo Madura (UTM) terus menunjukkan kapasitasnya, sebagai tuan rumah Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun 2025 yang inklusif dan bertaraf nasional.
Digelar selama delapan hari, mulai 23 hingga 30 April 2025, pelaksanaan UTBK di UTM kali ini mencatatkan peningkatan signifikan jumlah peserta.
Sebanyak 2.995 peserta mengikuti ujian di kampus yang terletak di Kabupaten Bangkalan tersebut, hingga naik sekitar 12 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Peserta UTBK tahun 2025 yang mengambil tempat di UTM naik 12 persen dibandingkan dengan UTBK 2024, yaitu sebanyak 2.684 peserta. Tahun ini kami menerima total 2.995 peserta,” ujar Rektor UTM, Dr.Safi, saat ditemui disela kegiatan hari pertama ujian, Rabu (23/4).
Peserta UTBK 2025 di UTM berasal dari 26 provinsi dan 93 kabupaten/kota, menandakan cakupan wilayah yang sangat luas. Tak hanya dari dalam negeri, sejumlah peserta juga datang dari luar negeri, termasuk enam peserta asal Arab Saudi.
“Fakta ini menegaskan, bahwa UTM kian dilirik sebagai lokasi strategis untuk mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri,” ungkap Dr.Safi’ kepada awak media.
Ujian dilaksanakan dalam dua sesi setiap harinya, yaitu pukul 06:45 – 10:30 WIB dan pukul 12:30 – 16:15 WIB. Setiap sesi diikuti oleh 215 peserta, yang tersebar di 16 ruangan dengan kapasitas 20 – 25 peserta per ruangan.
Namun demikian, kata Dr.Sagi’, pada hari pertama pelaksanaan UTBK, sebanyak 11 peserta tercatat tidak hadir dan dinyatakan gugur. Tidak dijelaskannya alasan ketidakhadiran ini menjadi pengingat bahwa kesiapan logistik, fisik, dan mental sangat krusial bagi peserta seleksi nasional.
“Sebagai bentuk kepedulian terhadap peserta, terutama yang berasal dari luar kota, pihak kampus menyediakan penginapan gratis di Asrama Mahasiswa UTM. Pada hari pertama, fasilitas tersebut digunakan oleh 114 peserta,” bebernya.
Peningkatan jumlah peserta dan upaya fasilitasi dari UTM ini dinilai sebagai cerminan komitmen kampus, dalam mendukung akses pendidikan tinggi yang merata dan terjangkau, sembari mengangkat citra Madura sebagai pusat pendidikan nasional.
“Ini adalah bentuk pelayanan kami, agar peserta lebih nyaman dan tidak terkendala akomodasi saat menghadapi ujian,” pungkas Dr.Safi’.