Sampang,- Aksi massa demo ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang, Selasa (28/10/25) siang, ricuh.
Massa yang mengatasnamakan Forum Aktivis Madura dan Aliansi Masyarakat Desa Bersatu, anarkis.
Pantauan di lokasi, situasi memanas ketika personel pengamanan menahan massa mendekati kantor DPRD Sampang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Akibatnya, massa melakukan pelemparan batu, kayu, bambu dan bahkan pagar pembatas jalan.
Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas umum di area Alun-Alun Sampang juga dirusak.
Seperti pagar dan landmark bertuliskan ‘Alun-alun Trunojoyo’, hingga mengalami rusak parah.
Selain itu, pagar pintu masuk ke kantor DPRD Sampang sisi utara, juga jadi sasaran amukan massa.
Petugas kepolisian yang berjaga di lokasi bergerak cepat, dan terpaksa melepaskan tembakan gas air mata.
Hal itu dilakukan, guna mengamankan situasi dan mengurai massa agar kericuhan tidak meluas.
Sebelumnya, koordinator aksi demo berorasi, mendesak Pilkades di Sampang dilaksanakan tahun 2026.
Mereka juga menuntut, perangkat di sejumlah desa yang dipecat secara sepihak dikembalikan.
Sementara, menyikapi hal itu, Pengacara Pemkab Sampang Achmad Bahri, tidak melarang masyarakat beraspirasi (demo).
“Silahkan aspirasinya disampaikan dengan baik dan benar. Tapi, tidak merusak fasilitas umum,” ujarnya.
Ia menilai, perusakan fasilitas umum tersebut, sudah keluar dari konteks penyampaian aspirasi.
“Bahkan sudah mencederai tujuan utama dari demonstrasi,” ungkapnya.
Bahri menduga, ada provokator sengaja memanfaatkan situasi untuk menimbulkan kericuhan.
“Mereka ingin merusak ikon-ikon kebanggaan Sampang dan menciptakan kekacauan,” ungkapnya.
Menurut Bahri, Alun-Alun Trunojoyo adalah ikon kebanggaan masyarakat Sampang.
“Seharusnya kita jaga bersama, bukan malah dirusak dan dihancurkan,” tegasnya.
Penulis : Harry
Editor : Redaksi










