Pamekasan,- Program 100 hari kerja Bupati Pamekasan KH Kholilurrahman, salah satunya berfokus pada pemberdayaan ekonomi pesantren.
Kendati, program tersebut bukan merupakan program jangka pendek yang berhenti setelah periode tersebut berakhir.
Program ini akan diteruskan hingga lima tahun kedepan, sebagai bentuk komitmen Pemkan Pamekasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Terutama, dalam mendorong kemandirian ekonomi santri dan pengembangan kewirausahaan di lingkungan pesantren.
Kholilurrahman menekankan, salah satu prioritas utama adalah mencetak santri dengan jiwa dan keterampilan wirausaha.
Pemerintah memastikan proses pelatihan tidak hanya berhenti pada pemberian materi, tetapi juga diikuti dengan pendampingan berkelanjutan.
“Program 100 hari kerja itu jangan dimaknai hanya 100 hari setelah itu tutup. Ini terus berlanjut sampai lima tahun,” ujarnya.
“Perhatian kita kepada pesantren akan seperti ini. Saya minta Kepala Dinas Koperasi untuk mengawal, bukan hanya melatih,” tegas Kholilurrahman.
Ia menambahkan, setelah santri mendapatkan pelatihan dan membangun jiwa serta skill entrepreneur, mereka harus dikawal agar menjadi pengusaha baru dari pesantren.
“Meski demikian, pemerintah daerah mengakui bahwa faktor anggaran menjadi tantangan,” ungkapanya.
Dengan adanya kebijakan efisiensi, anggaran tahun 2026 diperkirakan lebih terbatas dibandingkan tahun sebelumnya, yakni hanya sekitar Rp 1,8 miliar.
Namun Kholilurrahman memastikan, bahwa program tetap berjalan dengan optimal sesuai kemampuan.
“Ada efisiensi, jadi 2026 anggarannya hanya sekitar 1,8 m. Tidak bisa leluasa menganggarkan, yang penting ada dulu. Saya berharap masyarakat memahami kondisi efisiensi ini,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan, pelatihan awal yang diberikan kepada santri, merupakan fondasi yang akan dikembangkan lebih jauh secara mandiri oleh para peserta di lapangan.
“Pelatihan ini memberikan kunci-kunci. Kuncinya ini, kuncinya itu. Kedepan mereka kembangkan sendiri,” ucapnya.
Maka dari itu, ia berharap kolaborasi berbagai pihak, termasuk masyarakat dan lembaga pendidikan pesantren.
Tentunya, kata Kholilurrahman, dapat memperkuat upaya melahirkan pengusaha muda dari kalangan santri di Kabupaten Pamekasan.
“Sehingga mampu menopang kemandirian ekonomi daerah dalam jangka panjang,” imbuhnya.
Penulis : Kurdi
Editor : Redaksi










