Daerah  

KKN Kelompok 65 UTM Sulap Buah Juwet Menjadi Kopi Lezat dan Nikmat

Mahasiswa KKN Kelompok 65 UTM, tengah menjelaskan kepada peserta pelatihan tata cara mengelola dan membuat buah juwet menjadi kopi.

Bangkalan, (regamedinews.com) – Mahasiswa KKN Kelompok 65 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Dusun plalangan, Desa Gili Barat, Bangkalan, mengadakan pelatihan pemanfaatan biji juwet, untuk dijadikan kopi yang kaya akan manfaat, Selasa (15/01/2019).

Penanggung jawab program kerja Putri wijayanti mengatakan, melihat potensi di Desa Gili Barat, banyak masyarakat yang mempunyai pohon juwet, sehingga muncul ide untuk memanfaatkan biji juwet yang terbuang sia-sia menjadi minuman yang nikmat dan lezat.

Baca juga Peduli Pendidikan, KKN 59 UTM Lakukan Kegiatan Belajar Mengajar di TK Al-Khadijah

“Juwet adalah buah yang legendaris dari zaman dahulu, kini keberadaannya sudah mulai langka dan jarang ada di di Indonesia. Juwet mengandung zat tanin, asam galat, dan jambosin yang dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah,” jelasnya.

langkah dalam pembuatan kopi juwet, lanjut Putri, yaitu mengumpulkan buah juwet secukupnya,selanjutnya memisahkan buah juwet dengan bijinya, setelah biji terkumpul jemur biji juwet dalam terik matahari 3-4 hari.

“Lalu pisahkan biji juwet dengan kulit arinya, setelah itu jemur di bawah terik matahari 3-4 hari sampai biji berwarna coklat kehitaman. Setelah biji kering sangrai sampai matang dan haluskan dengan blender, kopi juwet siap dihidangkan,” terangnya.

Sementara Mashadi, Kepala Dusun Plalangan sekaligus peserta pelatihan ini mengatakan, rasa dari kopi juwet enak dan lezat, seperti kopi pada umumnya. Tetapi beraroma seperti jamu dan sedikit rasa sepat dari buah juwetnya.

Baca juga KKN Kelompok 22 UTM Sosialisasikan Karakter Peduli Lingkungan

“Semoga dengan di adakan pelatihan ini kami mahasiswa KKN 65 Desa Gili Barat berharap, agar saat musim buah juwet dapat memanfaatkan buah juwet tidak terpakai menjadi kopi, dan dapat dijadikan usaha rumahan yang dapat meningkatkan ekonomi masyarakat di Desa Gili Barat,” pungkasnya. (sbd/rkz/sfn/fik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *