Sulitkah Mengatasi Pandemi Covid-19 Beserta Dampaknya ?

- Jurnalis

Sabtu, 2 Mei 2020 - 02:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ilustrasi

ilustrasi

Catatan Journalist
Oleh: Mohamad Yusrianto Panu

Epidemi Covid-19 di Indonesia, seolah sulit untuk dihentikan penularannya. Meskipun, dalam upaya menekan laju karier baru penularannya, pemerintah pusat dan daerah telah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai macam cara untuk menghentikannya. Namun, upaya-upaya dari pemerintah ini seperti terhambat oleh berbagai macam aspek di lapangan.

Sebut saja seperti karakteristik psikologi sebagian masyarakat, yang seakan sulit untuk diberi pemahaman tentang bahaya Covid-19. Kesadaran diri, egoisme, dan arogansi dari sebagian masyarakat, yang seolah tak mau mengindahkan himbauan pemerintah, serta maklumat Kapolri demi memutus mata rantai penularan Covid-19, menjadi salah satu faktor sulitnya penanganan pandemi ini beserta dampaknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kondisi psikologi dari masyarakat seperti ini, bukan tidak beralasan. Namun, masyarakat bersikap seperti itu, didorong oleh tuntutan hidup keseharian mereka yang seolah terhambat, dengan berbagai macam upaya penanganan Covid-19. Padahal, itu dilakukan oleh pemerintah demi keselamatan dan kemaslahatan lebih dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia, dari keganasan Covid-19.

Baca Juga :  Kadinkes Gorut Klarifikasi Terkait Pembatasan Pers Liputan Vaksinasi

Selain dari pada itu, stimulus Rp. 405 T yang dikeluarkan pemerintah untuk penanganan Covid-19, seolah terasa kecil bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Tidak hanya itu, dana sebesar Rp. 405 T yang dikeluarkan oleh pemerintah ini, malah berdampak pada tingkat kepercayaan publik saat penanganan dampak pandemi ini. Munculnya keluhan dari publik yang berseliwiran di media sosial tentang pemberian bantuan, menjadi bukti dari dampak pada tingkat kepercayaan publik.

Keadaan ini, seakan merangsang kembali masyarakat untuk tetap beraktivitas seperti biasanya, ditengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pembatasan Sosial Berskala Kecil (PSBK), yang diterapkan oleh pemerintah dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, demi menyambung hidup mereka. Akibatnya, laju peningkatan pasien korban yang terpapar Covid-19 yang kini telah mencapai 10.451 jiwa, sulit untuk diupayakan.

Baca Juga :  Mengenal Tiga "Warna" Pemilih +62

Di lain hal, gengsi politik dari para elit saat ini, menambah sulitnya penanganan Covid-19. Sebab, gengsi politik ini dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan untuk penanganan Covid-19. Aturan yang serba membingungkan, ketegasan dalam menerapkan aturan yang sering menuai polemik, perbedaan pandangan dalam penanganan Covid-19, menambah riuhnya kesulitan dalam menangani penularan Covid-19 beserta dampaknya.

Padahal, dalam situasi pandemi yang terus menjadi momok bagi kita semua ini, harusnya kita saling bergandengan tangan untuk menyatukan presepsi, menyelamatkan kehidupan rakyat dengan benar-benar menerapkan konsep pentahelix, dari ancaman keganasan Covid-19 yang seakan sulit untuk dihentikan. Sebab, keselamatan rakyat merupakan hukum tertinggi di negeri ini.

Berita Terkait

Menanti Kepastian Hukum Tewasnya 3 Penambang PETI Ibarat
Idul Adha, Uswah dan Referensi Muhasabah Diri
Masa Depan Energi Indonesia: Generasi Muda Harus Melek Teknologi Hijau
RTK PMII Komisariat Trunojoyo IAI NATA Sampang Mandek
Politik dan Cahaya Puasa
Putusan MK Bukan Lonceng Kematian
Dilematik Pertambangan Tanpa Izin di Gorontalo
Fenomena Banjir dan Longsor

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 09:17 WIB

Menanti Kepastian Hukum Tewasnya 3 Penambang PETI Ibarat

Jumat, 6 Juni 2025 - 10:21 WIB

Idul Adha, Uswah dan Referensi Muhasabah Diri

Senin, 14 April 2025 - 13:32 WIB

Masa Depan Energi Indonesia: Generasi Muda Harus Melek Teknologi Hijau

Selasa, 8 April 2025 - 21:14 WIB

RTK PMII Komisariat Trunojoyo IAI NATA Sampang Mandek

Sabtu, 1 Maret 2025 - 16:06 WIB

Politik dan Cahaya Puasa

Berita Terbaru

Caption: Tim BPBD Sampang saat persiapan melakukan pencarian nelayan Sreseh yang hilang, (sumber foto: BPBD Sampang).

Peristiwa

Nelayan Sampang Hilang Saat Melaut

Sabtu, 16 Agu 2025 - 13:03 WIB

Caption: Kalapas Narkotika Pamekasan Kusnan, serahkan langsung bantuan paket sembako kepada warga.

Daerah

Door To Door Bhakti Sosial Kepada Masyarakat

Sabtu, 16 Agu 2025 - 07:21 WIB

Caption: Bupati Pamekasan KH.Kholilurrahman saat pembukaan Sekolah Rakyat, (sumber foto. Pamekasan.go.id).

Daerah

Sekolah Rakyat Solusi Pendidikan Berkualitas

Jumat, 15 Agu 2025 - 21:39 WIB

Caption: Danposramil Nonggunong Koramil Sapudi, Pelda Ahmad Rifai, turun langsung ke lokasi kebakaran, (sumber foto: Sumenep.go.id).

Peristiwa

Rumah Warga Sumenep Dilalap Si Jago Merah

Jumat, 15 Agu 2025 - 19:18 WIB