Daerah  

Angka Kemiskinan di Kabupaten Keerom Masih Tinggi

Caption: Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Keerom, Ir. Muhamad Ali, M.Si.

Papua || Rega Media News

Laju pertumbuhan angka kemiskinan di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, hingga tahun 2020 yang lalu, cenderung menurun.
Meski demikian, turunnya angka kemiskinan di daerah itu belum cukup signifikan, sebab hanya bergerak turun 1.36% dibandingkan pada tahun 2019 silam.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Keerom, Ir. Muhamad Ali, M.Si., saat ditemui regamedianews.com di ruang kerjanya, Senin (06/12/2021).

Menurutnya, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Keerom hingga tahun 2020, mencapai 9.420 jiwa, atau sebesar 16.32%.

“Masih di bawah garis kemiskinan, turun sebesar 1.36% bila kita bandingkan dengan kondisi di tahun 2019, atau dengan gini rasio atau ketimpangan pendapatan, sebesar 0,396,” tuturnya.

Ia menerangkan, faktor yang dapat menyebabkan turunnya angka kemiskinan belum signifikan, salah satunya adalah pandemi Covid-19.

“Pada umumnya kalau tingkat kemiskinan, kalau kita lihat dari tahun ke tahun cenderung agak menurun dalam skala yang kecil. Apalagi, kemarin itu kan ada kondisi Covid-19, otomatis aktivitas perekonomian hampir di seluruh sektor itu kan lumpuh,” terangnya.

Sementara itu, terkait angka pengangguran, kepada media ini ia menjelaskan, dari 33.521 jiwa angkatan kerja, terdapat 2.56% penduduk yang belum memiliki pekerjaan.

“Dari 33.521 angkatan kerja, terdapat 97,44% yang bekerja, sedangkan yang menganggur sebanyak 2,56%. Kalau pengangguran cenderung menurun, tidak terlalu signifikan penurunannya di tahun 2020, yakni sebesar 2.56%.” jelas Muhamad.

Sedangkan untuk laju pertumbuhan pendapatan perkapita, kepada media inu ia mengatakan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Keerom pada tahun 2020 sebesar 0,08%. Hal ini mengalami perlambatan, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Tahun sebelumnya itu sekitar 3.90%, kondisi pada tahun 2021 ini hasilnya sudah keluar, ada beberapa kabupaten di Papua ini rata-rata mengalami kontraksi, artinya dia tumbuh negatif. Kalau untuk Kabupaten Keerom itu nyaris stagnan berada di 0,08%,” tandasnya.