Bangkalan || Rega Media News
Puluhan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) mengikuti pelatihan Paralegal yang bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, di lantai 10 gedung Graha Utama Rektorat UTM, Minggu (02/10/2022).
Ketua Komisi Hukum dan Hak Asasi Manusia MUI Jatim, H. Lardi mengatakan, kegiatan pelatihan paralegal tersebut dalam rangka memberikan pemahaman dan kesadaran hukum kepada masyarakat, melalui peran mahasiswa UTM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Supaya masyarakat Jawa Timur, khususnya warga Madura memahami tentang kesadaran hukum maupun menjadikan warga negara yang taat hukum melalui mahasiswa UTM,” ucap H. Lardi.
Dalam pelatihan paralegal ini, terang H. Lardi, panitia mendatangkan senior advokat Jawa Timur, untuk berbagi pengalaman dunia pengacara dan ilmu tentang hukum.
“Kegiatan paralegal ini ada beberapa advokat Jatim yang memberikan materi terhadap mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Mahasiswa yang bercita-cita menjadi advokat bisa memahami materi paralegal ini. Kami berharap melalui pelatihan ini bisa melahirkan generasi advokat berkualitas dan handal,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Rektor III UTM, Agung Ali Fahmi dalam sambutannya, menyambut baik kerjasama antara Universitas Trunojoyo Madura dengan Majlis Ulama Indonesia Jawa Timur.
Menurutnya, UU Bantuan Hukum memberikan amanat kepada Organisasi Bantuan Hukum dapat merekrut Advokat, Mahasiswa, Dosen dan Paralegal sebagai penyelenggara bantuan hukum di komunitas masyarkat.
Paralegal ada dengan maksud untuk membantu kerja-kerja Advokat dan dapat mengorganisir di komunitas masyarakatnya. Oleh karena itu, sudah menjadi kebutuhan adanya peningkatan kapasitas paralegal sebagai salah satu elemen organisasi bantuan hukum di Jawa Timur
“Yang nantinya diperkuat untuk memberikan pembelaan dalam kasus-kasus dan inklusi sosial lainnya,” ucapnya.
Oleh karena itu Universitas Trunojoyo Madura bekerjasama dengan MUI Jatim menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Paralegal”, dengan tema kegiatan “Advokasi dan Pendampingan Hukum bagi Masyarakat di Jawa Timur”.
“Keluaran (out put) dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas peserta yang lebih dalam rangka mewujudkan akses pada keadilan, terutama memberikan layanan bantuan hukum bagi masyarakat yang mengalami ketidakadilan,” ungkapnya.
