Pamekasan,- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan, didatangi sejumlah mahasiswa, Selasa (28/10/25).
Kedatangan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Pantura (Formatur), untuk menuntut kejelasan.
Yakni, ihwal persoalan yang dinilai belum transparan dalam pengelolaan anggaran pendidikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mahendra koordinator aksi menyampaikan, pihaknya membawa tiga tuntutan utama yang harus dijawab Disdikbud.
“Pertama, kami menuntut kejelasan penyaluran bantuan siswa miskin,” ujarnya.
Kedua, pihaknya pertanyakan mekanisme beasiswa santri.
“Ketiga, kami minta pihak penanggung jawab membuka secara transparan rincian serta bukti penyaluran,” bebernya.
Pantauan rega media, suasana aksi sempat memanas dan diwarnai dorong-dorongan antara massa dan aparat keamanan.
Ketegangan terjadi lantaran Kepala Disdikbud Muhammad Alwi, dinilai terlambat hadir menemui massa aksi.
Setelah menemui para mahasiswa, ia menyampaikan, pihaknya akan menindaklanjuti tuntutan tersebut.
Juga akan menerima dan mengevaluasi kembali, tiga poin tuntutan yang disampaikan rekan-rekan mahasiswa.
“Semua akan kami pelajari dan bahas secara internal,” ujarnya.
Namun, Mahendra memberikan batas waktu satu minggu, untuk memberikan kepastian atas tuntutan tersebut.
“Jika tidak ada tanggapan yang jelas, kami siap datang kembali dengan jumlah massa yang lebih besar,” tegasnya.
Menurut Mahendra, ini bukan persoalan main-main, karena menyangkut dana sebesar Rp10,2 miliar.
“Seharusnya bisa diketahui publik secara transparan,” tegasnya.
Kata Mahendra, ketertutupan data penerima bantuan dan beasiswa menimbulkan kecurigaan.
“Diduga adanya pihak-pihak yang diuntungkan dalam program tersebut,” ujarnya.
Pihaknya khawatir, jika program ini tidak dikawal dengan baik akan ada penyimpangan.
“Karena itu, publikasi data penerima harus terbuka, bukan malah dianggap rahasia,” pungkasnya.
Penulis : Kurdi
Editor : Redaksi










