SAMPANG, (regamedianews.com) – belakangan ini Masyarakat dihebohkan dengan isu yang sangat meresahkan terutama dikalangan masyarakat bawah, isu penculikan anak yang sangat cepat merbak ditengah masyarakat ini terus mendapatkan respon yang bermacam dikalangan masyarakat sehingga hal itu harus segera diluruskan, agar rasa kondusivitas tidak terganggu.
Akibat beredarnya isu santer tentang penculikan anak tersebut, sangat berdampak terhadap Pendidikan yang terjadi, diantaranya akibat dari rasa kekhawatiran yang terjadi terhadap orang tua, hingga menyebabkan mereka harus serba hati hati, terutama ketika anak mereka sekolah garus diantar dan dijemput, atau bahkan bagi mereka yang tak bisa mengantar dan menjemput kadang harus melarang anaknya keluar dari rumah.
Guna meluruskan dan merespon isu yang telah beredar luas dan meresahkan masyarakat tersebut, sejumlah ulama pada Rabu (22/03/2017) siang, mendatangi Mapolres Sampang. Kedatangan para ulama itu tidak hanya membahas maraknya isu penculikan saja, tetapi juga untuk membahas persiapan menghadapi bulan puasa dan juga masalah peredaran narkoba, khususnya di daerah Kabupaten Sampang.
“kita dating Membahas beberapa permasalahan yang terjadi di Sampang, utamanya kabar adanya penculikan anak yang membuat masyarakat merasa khawatir dan aktifitasnya terganggu,” Ujar Kiai Yahya Hamiduddin.
Polres Sampang melalui Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Kompol Syaiful Anam mengatakan, dalam mengantisipasi merebahnya isu penculikan itu, pihaknya sudah melaksanakan giat secara rutin. Yakni, di pagi hari dalam giat commander wish dari pukul 06.30 WIB hingga pukul 07.30 WIB dilanjutkan siang hari pengamanan anak pulang sekolah dari pukul 11.30 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
“Kita sudah mengoptimalkan peran Babhinkamtibmas yang ada di desa–desa agar selalu tanggap dan selalu berada di tengah–tengah masyarakat sehingga cepat memperoleh informasi situasi yang terjadi di desa tersebut,” kata Syaiful.
Sedangkan untuk menyambut bulan puasa 2017 dalam waktu dekat ini, kata Syaiful, pihaknya akan koordinasi dengan instansi terkait dan akan memanggil para pedagang dari warung–warung yang setiap harinya berjualan nasi di sekitar wilayah Kabupaten Sampang, untuk menutup warungnya hingga menjelang pukul 15.00 WIB.
“Itu kami terapkan sebagai wujud rasa toleransi kepada kaum muslim yang sedang melaksanakan ibadah puasa,” pungkasnya.