(Regamedianews.com),- Pimpinan Redaksi sedikit membagi ilmu Teori Individualisasi yang dicari adalah timbulnya suatu akibat dengan melihat faktor yang ada, setelah perbuatan dilakukan, artinya tidak semua faktor dominan menjadi penyebab. Pendukung teori ini adalah Birkmayer dan Karl Binding.
Birkmayer mengemukakan teori de meest werkzame factor pada tahun 1885 menyatakan, bahwa dari serentetan syarat tidak dapat dihilangkan, tidak semua dapat digunakan untuk menimbulkan suatu akibat, melainkan hanya yang paling dominan.
Baca juga Teori Kausalitas Dalam Hukum Pidana
Kesulitannya adalah bagaimana menentukan faktor dominan dalam suatu perkara. Contoh faktor serangan jantung paling dominan dalam ilustrasi diatas. Karl Binding mengemukakan teori ubergewischts theori yang menyatakan faktor penyebab adalah faktor terpenting dan sesuai dengan akibat yang timbul.
Tokoh lain Kohler dengan teori die art des werden menyatakan sebab adalah syarat menurut sifatnya menimbulkan akibat. Ajaran ini merupakan variasi dari ajaran Birkmeyer, dimana syarat menimbulkan akibat tersebut jika memiliki nilai hampir sama akan sulit untuk menentukan syarat mana yang menimbulkan akibat.
Tokoh lain Ortman dengan teori Letze Bedingung menyatakan, faktor terakhir mematahkan keseimbanganlah merupakan faktor atau menggunakan istilah Sofyan Sastrawidjaya bahwa sebab adalah syarat penghabisan yang menghilangkan antara syarat positif dengan syarat negative, sehingga syarat positiflah yang menentukan.
Baca juga Ketua KPU Jatim Jadi Dosen Sesaat di UTM, Ini yang di Sampaikan
Contoh Ilustrasi A niat membakar gudang orang lain lalu meletakkan kaca pembesar diatas tumpukan jerami, sehingga kalau matahari menganai kaca akan menimbulkan percikan api. Menurut teori ini A luput dari jerat hukum pidana, sebab faktor dominan terakhir adalah matahari mengenai kaca pembesar, karena persoalan ini maka timbullah teori generalisasi. (Bersambung…)