Bangkalan || Rega Media News
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangkalan belum memfungsikan Bantuan alat mesin Polymerase Cain Reaktion (PCR) dari pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Penyebab utama belum dioperasikan alat tersebut karena minimnya tenaga ahli pengoprasian alat PCR tersebut. Sehingga sampai saat ini, bantuan mesin pendeteksi virus itu belum difungsikan pihak rumah sakit RSUD Syamrabu Bangkalan.
Hal tersebut mendapat mendapat tanggapan dari Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan.
Ketua Komisi D Nur Hasan, mendesak Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan agar segera melakukan langkah-langkah cepat untuk peroperasiaan alat medis PCR tersebut.
“Kami berharap sepaya tidak berlama-lama untuk difungsikan. Sebab, kebutuhan masyarakat itu jauh lebih besar. Jangan sampai orang menjadi stres berada diruang isolasi baik yang ada di rumah sakit maupun di balai diklat. Karena gara-gara menunggu positif atau negatif hasil swab dari Surabaya,” ujarnya.
Nur Hasan juga mengatakan, jika terdapat masalah atau alasan anggaran. Maka menurutnya, pemerintah sudah mempersiapkan di BTT. Anggarannya sebesar 88 miliar sampai saat ini digunakan sekitar 11 miliar.
“Sehingga kalau untuk kebutuhan kepentingan sesuai permendagri no 1 tahun 2020 ada tiga hal yang terpenting untuk bisa dimanfaatkan. Pertama karena kepentingan untuk ketangguhan perekonomian, kedua jaring pengaman sosial. Dan ketiga untuk penanganan kesehatan,” jelasnya.
Jadi, lanjut Nur Hasan, untuk penanganan kesehatan maka pihaknya akan terus mendorong untuk segera mencairkan anggaran dari BTT sehingga PCR di RSUD itu segera difungsikan.
“Jadi kami sangat mendesak kepada Direktur RSUD Bangakalan untuk segera melakukan langkah-langkah cepat memfungsikan alat PCR tersebut,” pungkasnya. (sfn/sms)