Daerah  

Paguyuban PKL Stadion Gelora Bangkalan Terpecah Dua Kubu

Suasana saat berlangsung diskusi paguyuban antar PKL di kantor Satpol PP Bangkalan.

Bangkalan || Rega Media News

Puluhan Pedangang Kaki Lima (PKL) yang berlokasi di depan Stadion Gelora Bangkalan (SGB) menggelar diskusi publik perihal Polemik internal Paguyuban Pedagang Kali Lima (PKL) yang berlangsung di ruang rapat Satpol PP Bangkakan, Rabu (23/9/20).

Berlangsungnya diskusi itu berjalan dengan alot. Pasalnya, dari 65 anggota paguyuban yang hadir dalam diskusi tersebut pecah menjadi dua kubu.

Kasatpol PP melaui Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Trantibum), Urip Riyanto mengatakan, isntansinya hanya memfasilitasi saja.

Menurutnya, kegiatan itu digelar hanya dalam rangka menengahi kesalahpahaman anggota dan pengurus Paguyuban PKL terkait permasalan retrebusi yang dianggap tidak teransparan.

“Tujuan digelarnya acara ini dalam rangka mendengar klarifikasi dari Pengurus Paguyuban PKL dan anggotanya. Karena kalau kami lihat dalam diskusi barusan sepertinya kesalahpahaman, sebab ketua dan Pengurus tidak transparan dalam pembukuan ketika melakukan penarikan retribusi,” ujarnya.

Menurutnya, terkait adanya pos Satpol PP di area Stadion Gelora Bangkalan memang sudah lama berdiri dan diperuntukkan pada pemantauan anggota Satpol PP di SGB.

“Jadi berdirinya bukan baru dan bukan untuk pos pengmanan akan tetapi menjadi tempat pemantauan petugas,” ujarnya.

Ia juga menambahkan, terkait usulan dari beberapa anggota PKL meminta pergantian ketua dan pengurus paguyuban maka Satpol PP kembalikan ke para PKL, karena hal itu adalah masalah internal PKL.

” Tugas kami hanya melakukan penertiban, perihal ada penarikan retrebusi untuk program PKL kami pasrahkan ke mereka. Dan ada beberap anggota PKL meminta pergantian ketua maka kami kembalikan lagi keanggota paguyuban. Sempat dalam forum itu juga divoting, namun setelah dihitung dua kubu itu anggotanya sama,” jelasnya.

Sementara itu, perwakilan dari anggota Paguyuban PKL Stadion Gelora Bangkalan, Ika meminta para anggota paguyuban saling mendorong memperbaiki kekurangan PKL. Sebab, menjabat sebagai ketua itu menimal paling tidak satu sampai dua tahun.

“Sementara ketua sekarang masih belum sampai satu tahun. Jadi butuh masukan dan perbaikan, jadi lebih baik dipimpin Fauzi dulu, nanti kalau ada yang kurang kita benahi bersama,” pungkasnya. (sfn/sms)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *