Daerah  

LKP Handayani Akui Tak Pernah Tersentuh Pemkab Bandung Barat

Sejumlah siswa-siswi saat mengikuti pelatihan menjahit di LKP Handayani.

Bandung Barat || Rega Media News

Kurang lebih sebanyak 100 siswa telah dicetak Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Handayani. Lembaga Kursus dan Pelatihan menjahit yang berlokasi dikampung Cicalengka RT 03 RW 04 Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), keberadaannya sudah sejak 2014.

Mereka selama mengkuti pelatihan di LKP Handayani tidak dipungut biaya alias gratis. Peserta pelatihan kebanyakan anak yang baru lulus tingkat SMP maupun SMA yang tidak melanjutkaN pendidikan kejenjang selanjutnya lantaran biaya.

“Kami selama menjalani pelatihan di LKP Handayani tidak meminta biaya kepada peserta. Mereka sebenarnya merasa terbantu dengan adanya pelatihan menjahit, karena mereka kursus disini untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan,” ungkap Pimpinan LKP Handayani, Sri Handayani, saat ditemui, Selasa (02/3/21).

Dikatakan Sri, sebenarnya sejak LKP ini berdiri banyak peserta yang berminat mengikuti Pelatihan disini, bahkan peminatnya datang dari luar kecamatan seperti dari Gununghalu, Sindangkerta, Cililin, dan Rongga. Namun, dirinya mengaku belum bisa mengikutkan banyak peserta, lantaran fasilitas yang dimiliki lembaganya tidak memadai.

Untuk itu, kata dia, kehadiran Pemkab Bandung Barat khususnya instansi terkait seperti Dinas Pendidikan dan Tenaga Kerja sangat di butuhkan.

“Saya sebagai pimpinan lembaga ini berharap pemerintan KBB ikut andil untuk memfasilitasi Lembaga ini,” harapnya.

Mestinya, lanjut dia, pemerintah dapat membantu Lembaga-Lembaga yang berbasis pelatihan dan kursus. Sebab, lembaga seperti ini bisa menjadi solusi untuk mengurangi angka pengangguran di KBB.

Ia menyebut, untuk mencetak siswa-siswa terbaik pihanknya mengaku mempunyai program sekitar 200 jam, yang dibagi menjadi dua shift yakni pagi dan sore.

Menurutnya, ini sebuah bukti nyata yang sudah di lakukan LKP Handayani. Mereka yang telah lulus, sekarang sudah banyak bekerja di sebuah perusahaan besar Garmen, dan tanpa seleksi.

Sementara Instruktur LKP Handayani Enung Nurhasanah, mengaku senang dan berucap syukur lantaran siswa-siswa yang pernah dibinanya bisa menjadi juara 1 dan Harapan 1 lomba Desain Baju Tingkat Provinsi Jawa Barat.

“Alhamdulillah anak didik kami yang pernah ikut belajar di LKP Handayani bisa ada menjadi juara tingkat Jabar,” ucapnya.

Enung mengaku, sejak berdirinya LKP Handayani pada 2014 yang lalu, pihaknya belum pernah mendapatkan perhatian dari Pemerintah. Baik dari Pemkab Bandung Barat, Kecamatan Cihampelas maupun Desa Mekar Mukti dimana lokasi LKP Handayani berada.

“Sejak LKP berdiri, kami belum pernah dikunjungi pihak pemerintah, bahkan salah satu anggota DPRD yang ada didekat LKP seolah-olah tidak peduli,” tuturnya.

Dilain pihak, sebagai Ketua Yayasan Permata yang menaungi LKP Handayani, Nabila Balqis Yusup Wildan berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan dunia yang berbasis pendidikan dan Pelatihan. Sebab katanya, dengan adanya pelatihan seperti LKP Handayani akan membantu mengurangi pengangguran di Kabupaten Bandung Barat.

Nabila menyebutkan, saat ini peserta pelatihan yang ada di LKP Handayani berjumlah 30 orang. Sistem pembelajaran yang dilakukan ditengah wabah Covid-19 sudah mengikuti protokol kesehatan (Prokes).

“Pelatihan dan kursus-kursus kilat di tengah wabah Covid-19 cukup berdampak dalam sistem pembelajarannya. Untuk itu kami bagi bagi menjadi dua shift yaitu pada pagi 15 siswa dan sore 15 siswa,” terangnya.

..