Pengacara Titian Wilaras Menilai Saksi Tak Bisa Tunjukan Bukti Dipersidangan

- Jurnalis

Jumat, 5 Juni 2020 - 12:29 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Acong Latif, penasehat hukum Titian Wilaras.

Acong Latif, penasehat hukum Titian Wilaras.

Bali, (regamedianews.com) – Sidang kasus perbankan yang menyeret Pemilik BPR Legian Titian Wilaras, Kamis (4/6/20) kembali dilanjutkan.

Dalam sidang yang berlangsung hingga larut malam pukul 19.00 WITA itu Titian tidak sendiri, karena didampingi pengacaranya Acong Latif, saat itu tim Jaksa Penuntut Umum Kejari Denpasar menghadirkan 4 orang saksi.

Para saksi tersebut adalah para direksi di Bank BPR Legian. Mereka adalah Ni Putu Dewi Wirastini (Direktur Kepatuhan), I Gede Made Karyawan (Kepala Bisnis), Andre Muliya (HR dan GA manajer) dan Indra Wijaya (Direktur Utama).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Namun keterangan empat orang saksi di muka sidang pimpinan Hakim Angeiki Gandajani Day ini Acong menilai terlihat kacau, karena menurutnya selalu berubah-ubah dan tidak ada keterkaitan satu dengan yang lainnya.

“Menurut saya keterangan mereka tidak konsisten, selalu berubah-ubah dan tidak ada keterkaitan satu dengan yang lainnya,” tuturnya, Kamis (4/6/20) malam.

Misalnya, keterangan dari I Gede Made Karyawan, di mana saksi mengatakan bahwa mendapat perintah dari terdakwa untuk mencairkan uang dari dana BDD atau biaya dibayar dimuka yang kemudian ditransferkan ke rekening terdakwa.

Baca Juga :  Melaju Ke Putaran Final, Percasi Sampang Optimis Raih Emas Porprov Jatim 2019

Padahal saksi lain mengatakan, terdakwa tidak pernah memerintahkan saksi untuk mengambil uang dari BDD. Namun saksi Made Karyawan tetap ngotot bahwa Titian memerintahkan melalui pesat WhatsApp.

“Ada nggak pesan WhatsApp_nya?, kalau ada tolong tunjukkan di muka persidangan,” tanya Hakim yang dijawab saksi tidak ada karena sudah diserahkan ke pengadil OJK.

Namun itu menjadi aneh karena dalam BAP (berita acara pemeriksaan) tidak dicantumkan bukti percakapan WhatsApp tersebut.

“Sebenarnya disini fakta hukumnya, karena tidak ada bukti. Apa lagi klien kami (Titian) memerintahkan untuk mengambil uang di BDD,” tegas Acong Latif.

Selain itu Acong menilai banyak pertanyaan hakim yang dijawab dengan bertele-tele dan bahkan ada yang tidak bisa dijawab oleh saksi.

Misalnya, menurut Acong saat hakim bertanya tentang bisa tidaknya uang diambil dari lain selain dari BDD.

Dan yang lebih aneh lagi menurut Acong, saat Indra Wijaya yang menjabat sebagai Direktur Utama mengaku tidak bekerja sesuai porsinya.

“Anehnya lagi, saksi Indra Wijaya yang menjabat sebagai direktur utama mengatakan tidak bekerja sesuai porsinya,” imbuhnya.

Sementara Titian Wilaras saat dimintai tanggapannya terkait keterangan para saksi, dia mengaku bahwa memang tidak mengetahui soal perbankan.

Baca Juga :  Dorr...!!! Seorang Warga Sumenep Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal

Dia juga mengatakan, tidak pernah memerintah para saksi untuk mencairkan dana dari BDD. Titian mengatakan, di BPR Legian, selain sebagai pemegang saham, juga sebagai nasabah.

“BDD saja saya tidak mengerti, bagaimana saya bisa memerintahkan untuk mengambil uang dari BDD,” tegas Titian.

Titian juga mengatakan, total dana miliknya berupa uang dan bangunan yang diinvestasikan di BPR Legian sekitar Rp 90 miliar.

Bahkan pengakuan Titian tersebut dibenarkan oleh saksi, sehingga membuat Acong semakin merasa aneh.

“Artinya uang klien kami lebih dari nilai kerugian yang disebut sebut. Jadi saya jadi bertanya, dalam kasus ini siapa yang diuntungkan dan yang dirugikan?,” tegas Acong bertanya.

Menariknya lagi, dalam persidangan hakim sempat bertanya kepada para saksi terkait kenapa BPR Legian sampai bermasalah.

Dan hal itupun kembali membuat beberapa saksi tersebut kembali tak bisa menjawab, bahkan pertanyaan tersebut sempat ditirukan oleh Acong.

“Ya kalian sebagai Direksi yang tidak bisa mengelola bank, harusnya kalian yang bertanggung jawab bukan terdakwa,” ujar Acong menirukan ucapan hakim. (red)

Berita Terkait

TSK Penganiaya Kurir Pamekasan Ingin Damai
Sidang Saksi ‘Kasus Syamsiyah’ Bongkar Fakta Baru
Kasus Cabul Gadis Robatal, PR Baru Polres Sampang
Polisi Sumenep Ringkus Pengedar Sabu-Sabu
Maling Asal Sampang Gagal Mencuri ‘Amal’
Putusan Perkara ‘Syamsiyah’ Masih Teka-Teki
Polres Sumenep Ciduk Pelaku Cabul Siswi MTs
Polisi Ungkap Pembunuhan Pria Ambeder Pamekasan

Berita Terkait

Kamis, 7 Agustus 2025 - 08:43 WIB

TSK Penganiaya Kurir Pamekasan Ingin Damai

Rabu, 6 Agustus 2025 - 07:39 WIB

Sidang Saksi ‘Kasus Syamsiyah’ Bongkar Fakta Baru

Selasa, 5 Agustus 2025 - 13:33 WIB

Kasus Cabul Gadis Robatal, PR Baru Polres Sampang

Senin, 4 Agustus 2025 - 12:43 WIB

Polisi Sumenep Ringkus Pengedar Sabu-Sabu

Rabu, 30 Juli 2025 - 22:08 WIB

Maling Asal Sampang Gagal Mencuri ‘Amal’

Berita Terbaru

Caption: Bupati Sampang H. Slamet Junaidi - Wakil Bupati Sampang H. Ahmad Mahfud, (dok. regamedianews).

Daerah

Bupati Sampang Keluarkan Edaran Sholat Berjama’ah

Jumat, 8 Agu 2025 - 08:28 WIB

Caption: ilustrasi, (sumber foto: natural farm).

Daerah

Lonjakan Kasus Campak di Sumenep Menghantui

Kamis, 7 Agu 2025 - 20:41 WIB

Caption: proses penyaluran bantuan pangan beras kepada Penerima Bantuan Pangan (PBP) di Desa Angsokah, (dok. regamedianews).

Daerah

Pemdes Angsokah Salurkan Bantuan Pangan

Kamis, 7 Agu 2025 - 16:02 WIB

Caption: inisial ZA, tersangka penganiayaan kurir JNT yang viral tampak memakai baju tahanan Polres Pamekasan, (dok. regamedianews).

Hukum&Kriminal

TSK Penganiaya Kurir Pamekasan Ingin Damai

Kamis, 7 Agu 2025 - 08:43 WIB

Caption: Kasi Propam Polres Sampang AKP Darussalam, memberikan arahan kepada anggotanya, (sumber foto: Humas Polres Sampang).

Daerah

Propam Polres Sampang Pastikan Sanksi Anggota Nakal

Rabu, 6 Agu 2025 - 13:43 WIB