Lahan Tandus di Bangkalan Disulap Jadi Subur Penghasil Tanaman Holtikultura

- Jurnalis

Senin, 11 Januari 2021 - 17:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah (Jazi), menunjukkan hasil tanam berupa bunga koll varietas liberti dan tanaman lainnya.

Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah (Jazi), menunjukkan hasil tanam berupa bunga koll varietas liberti dan tanaman lainnya.

Bangkalan || Rega Media News

Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) sulap lahan tidur, tandus, tadah hujan di Desa Bandang Dajah, Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan, Madura, menjadi lahan subur penghasil beragam tanaman holtikultura.

Seperti tanaman Bunga Koll varietas Liberti, Semangka varietas Esteem, Jagung varietas Madura, Pakcoy varietas Nauly, Bawang Merah varietas Sumenep, Cabe varietas Imola, hingga Tomat varietas Servo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketua Kelompok Tani Sangga Buana Desa Bandang Dajah, Jazi mengungkapkan, sebelum ada bantuan dari PHE WMO, tidak ada yang menanam seperti ini. Kini mereka sudah menikmati panen raya perdana di awal tahun 2021. “Adanya hanya tanaman jagung dan kacang ijo. Itu pun setahun sekali, menunggu masa hujan turun,” ungkap Jazi, Senin (11/1/2021).

Jazi menjelaskan, Program Eco Edufarming telah memberikan wawasan dan harapan baru bagi masyarakat sebagai potensi pendongkrak perekonomian dari sektor pertanian. Apalagi, lanjutnya, luas lahan tidur dan tadah hujan di desanya mencapai 80 persen.

“Ada tiga warga mendatangi saya untuk bergabung berikut lahannya telah disiapkan,” jelasnya. Saat ini, Kelompok Tani Sangga Buana bentukan PHE WMO masih beranggotakan sebanyak 15 orang.

Sementara ini, Jazi berencana menjual hasil panen beragam tanaman holtikultura itu ke pasar-pasar kecil di Bangkalan. “Alhamdulillah, saya sendiri mendapatkan ilmu. Ini bermanfaat bagi masyarakat Bandang Dajah. Para pemuda yang menganggur bisa bergabung,” pungkasnya.

Panen perdana di lahan demplot seluas sekitar 5.000 meter persegi itu mendapat perhatian dari Ketua Kelompok Bisnis Hortikultura Indonesia, Mohammad Maulid. “Ini bagus, mudah, dan menjanjikan. Semacam trigger bagi masyarakat agar semangat bercocok tanaman holtikultura,” ungkap Maulid yang sengaja datang langsung dari Malang.

Baca Juga :  GPM; Pilkada 2018, Masyarakat Banyak Tak Tau Calonnya

Ia menyarankan, para petani holtikultura lebih fokus pada satu tanaman saja. Semisal concern pada tanaman tomat. Ketika nantinya berkembang, lanjut, Desa Bandang Dajah bisa menjadi kawasan atau sentra penghasil tomat.

“Satu desa bisa jadi sentra tomat atau tanaman lainnya. Kami akan membantu dari segi market,” sarannya. Selain membantu pemasaran, Maulid juga akan membantu dalam bentuk sarana produksi. “Seperti kebutuhan pupuk ataupun bibit. Petani fokus bertani,” kata Maulid lagi.

Program ini dilakanakan oleh PHE WMO bekerjasama dengan pendamping program pertanian berawal dari potensi alam berupa ketersediaan lahan. Kesuburan tanah tidak dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat yang enggan bertani.

Hal ini disebabkan minimnya pengetahuan tentang pola pertanian, pemahaman tentang besarnya modal pertanian dan pangsa pasar yang tidak menjanjikan sehingga masyarakat melihat sektor pertanian di Desa Bandang Dajah tidak bernilai ekonomis.

Nurudin pendamping program pertanian ini, mengungkapkan, target awal adalah memanfaatkan lahan tidur dengan melakukan intensifikasi pertanian biaya murah. Tingginya biaya pertanian dikarenakan umumnya menggunakan pola pertanian dengan obat-obatan.

“Keuntungannya kecil. Mereka memilih merantau atau sebagai kuli bangunan. Pulang bangun rumah, lahan di sini ditanami rumput untuk pakan ternak,” paparnya. “Kami pangkas Sebagian besar biaya hingga 90,99 persen, tanpa obat obatan. Sehingga cost-nya turun banyak,” ungkapnya.

Baca Juga :  KPU Gelar Rekapitulasi Hasil PSU Pilkada Sampang

Karena itulah, dari hasil assesment PHE WMO, eksplorasi terkait pertanian dilakukan guna menemukan formula yang tepat. “Bagaimana pertanian bisa menghidupi masyarakat di sini. Kami kenalkan teknologi tepat guna, murah, dan bisa mudah dicontoh masyarakat,” terang Nurudin lagi

Tidak berhenti di situ. PHE WMO juga memberikan pelatihan cara pembuatan pupuk olahan dari kotoran hewan ataupun dari limbah arang sekam. “Artinya, kendala air dan pupuk bisa diatasi. Bahkan selain jagung, semua tanaman bisa tumbuh subur di lahan yang dinilai minim air,” kata Nurudin.

Karena itulah, dari hasil assesment PHE WMO, eksplorasi terkait pertanian dilakukan guna menemukan formula yang tepat. “Bagaimana pertanian bisa menghidupi masyarakat di sini. Kami kenalkan teknologi tepat guna, murah, dan bisa mudah dicontoh masyarakat,” terangnya.

“Melalui program pertanian di Bandang Dajah ini kami berharap bisa memunculkan kemandirian dan potensi peningkatan ekonomi melalui pertanian organik dan hemat biaya. Selain itu serta mengenalkan potensi pertanian yang ada di Desa Bandang Dajah” terang Sapto Agus Sudarmanto, Field Manager PHE WMO

“Sebelumnya di Desa Bandang Dajah ini juga PHE WMO juga telah berkontribusi dalam penyediaan fasilitas air bersih dan pembentukan HPAM Sumber Barokah. Programnya adalah pemboran dan pipanisasi melalui rumah warga”, pungkasnya. (sfn/sms)

Berita Terkait

Momen HAN 2025: Anak Binaan Punya Hak Sama
Didemo PMII, Bupati Bangkalan Sebut Lakukan Pembenahan
Tak Pakai Helm, Dominasi Pelanggar Lalin di Sampang
Rutan Sampang Peduli Anak Warga Binaan
Bupati Bangkalan Keluarkan Edaran ‘Wajib Berdoa’
Disidak !, Proyek BK Desa Apaan Digaris Aman
Operasi Patuh di Bangkalan Jaring 604 Pelanggar
26 Napi Surabaya Dimutasi Ke Pulau Madura

Berita Terkait

Rabu, 23 Juli 2025 - 23:12 WIB

Momen HAN 2025: Anak Binaan Punya Hak Sama

Rabu, 23 Juli 2025 - 21:18 WIB

Didemo PMII, Bupati Bangkalan Sebut Lakukan Pembenahan

Rabu, 23 Juli 2025 - 17:15 WIB

Tak Pakai Helm, Dominasi Pelanggar Lalin di Sampang

Rabu, 23 Juli 2025 - 11:54 WIB

Rutan Sampang Peduli Anak Warga Binaan

Rabu, 23 Juli 2025 - 09:08 WIB

Bupati Bangkalan Keluarkan Edaran ‘Wajib Berdoa’

Berita Terbaru

Caption: Wakil Gubernur Jawa Timur (Emil Elestianto Dardak), menyerahkan surat pengurangan masa pidana bagi anak binaan LPKA Kelas I Blitar.

Daerah

Momen HAN 2025: Anak Binaan Punya Hak Sama

Rabu, 23 Jul 2025 - 23:12 WIB

Caption: Bupati Bangkalan Lukman Hakim, menemui aksi demo dari PMII Bangkalan, (dok. regamedianews).

Daerah

Didemo PMII, Bupati Bangkalan Sebut Lakukan Pembenahan

Rabu, 23 Jul 2025 - 21:18 WIB

Caption: Kasat Lantas Polres Sampang, AKP Sigit Ekan Sahudi, cek surat kendaraan pengendara motor saat gelar Operasi Patuh Semeru 2025 di wilayah Kecamatan Ketapang, (dok. Polantas Sampang).

Daerah

Tak Pakai Helm, Dominasi Pelanggar Lalin di Sampang

Rabu, 23 Jul 2025 - 17:15 WIB

Caption: Kepala Rutan Kelas IIB Sampang, Kamesworo, memberikan tali asih kepada sejumlah anak warga binaan, (sumber foto: Rutan Sampang).

Daerah

Rutan Sampang Peduli Anak Warga Binaan

Rabu, 23 Jul 2025 - 11:54 WIB

Caption: Bupati Bangkalan Lukman Hakim tanda tangani Surat Edaran 'Berdoa', didepan habaib dan ulama', (dok. Prokopim Pemkab Bangkalan).

Daerah

Bupati Bangkalan Keluarkan Edaran ‘Wajib Berdoa’

Rabu, 23 Jul 2025 - 09:08 WIB