Daerah  

Perpustakaan Kecil Ala Mahasiswa KKN 67 UTM

Mahasiswa UTM tengah menemani siswa-siswi SDN Karang Panasan, Blega, membaca di perpustakaan ala KKN kelompok 67 UTM.

Bangkalan, (regamedianews.com) – Cara terbaik untuk meningkatkan kualitas dan karakter, kompetensi dan kesehjateraan hidup seseorang adalah dengan menanamkan budaya literasi (membaca-berpikir-menulis-berkreasi).

Budaya literasi yang perlu dikembangkan ini merupakan kunci memajukan negeri. Karena, membaca merupakan alat untuk mempertajam pikiran dan memperluas wawasan.

Baca juga Pemerintah Desa Alas Rajah Bangkalan Apresiasi Kegiatan KKN Kelompok 39 UTM

Salah satu upaya nyata dari mahasiswa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) 67 Universitas Trunojoyo Madura (UTM) di Desa Karang Panasan, Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, demi meningkatkan minat literasi pada generasi penerus bangsa.

Melalui program “Perpus Alit” KKN kelompok 67 UTM membuka lapak buku berisi bahan bacaan anak usia 3-12 tahun. Dibuka setiap jam istirahat sekolah, dengan berbagai bahan bacaan yang telah mereka sediakan, ternyata mampu menarik perhatian siswa-siswi SDN Karang Panasan, Jumat (25/01/2019).

Menurut Nur Iman Kordes KKN 67 UTM mengatakan, luar biasa antusias siswa siswi SDN Karang Panasan, Selain membaca mereka bisa dengan bebas menulis apapun seperti puisi, cerita bergambar dan medengarkan dongeng.

Baca juga Puding Jagung Sedot, Buatan Mahasiswa KKN 43 UTM

“Kami berharap, mereka mempunyai ketertarikan yang lebih dalam dunia membaca, di masa sekarang anak-anak seumuran mereka malah lebih sering memegang ponsel dari pada buku. Dengan cara seperti ini semoga mereka bisa beralih pada buku,” ungkap Iman.

Sementara menurut Fitrotin, selaku penanggung jawab menyampaikan program kerja mengungkapkan, minat baca dan menulis di kalangan anak seusia mereka masih minim, padahal dari usia inilah mereka seharusnya dipupuk sebanyak mungkin, dengan budaya literasi agar kelak mereka bisa menuai apa yang mereka tanam.

“Respon yang sangat baik juga diberikan oleh tenaga pengajar, mereka berpendapat bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan positif dan sangat perlu di intensifkan,” pungkasnya. (rkz/sbd/sfn/tfk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *