Bangkalan, (regamedianews.com) – Wakil calon presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno ditemani tokoh nasional Roky Gerung menghadiri haul akbar KH. Abdul Karim, KH. Muqoddas Bin KH. Abdul Karim, KH. Ahmad Anwar Bin KH. Mugoddas (ke 135), KH. Shofwan Bin KH. Ahmad Anwar, KH. M. Tadjul Anwar Bin KH. Shofwan ke 153 di Pondok Pesantren Sambilangan, Desa Kramat, Kabupaten Bangkalan, Madura, Minggu (27/01/2019).
Mantan Wakil Gubernur DKI itu tiba di Pondok Pesantren Sembilangan Kramat Bangkalan sekitar pukul 09:15 Wib, disambut hangat oleh Pimpinan Pesanten Sambilangan Kramat, Ulama, Habaib, beserta tokoh masyarakat yang hadir pada acara Haul tersebut.
Seusai konkow beberapa menit kemudian, Sandiaga Uno bersama para kiyai dan didampingi Pengasuh PP. Sambilangan, KH. M. Sofwan Tajul Anwar, melakukan ziarah ke makom KH. Abdul Karim yang berlokasi di belakang rumah Pengasuh Pondok Pesantren Sambilangan.
Dalam sambutannya Sandiaga mengatakan, acara haul ini mengingatkan pada perjuangan pendiri pesantren dalam memberikan pendidikan dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Negara ini banyak berhutang pada pesantren, dengan para ulama dan santri.
“Pesantren tidak hanya untuk sarana pendidikan, melainkan juga dapat difungsikan sebagai pelatihan kewirausahaan. Enam puluh persen santri, jika diberi kejuruan untuk diberikan pelatihan, pendampingan dan permodalan bisa menciptakan lapangan kerja. Pesantren bukan hanya pusat pendidikan, tapi juga pusat pelatihan entrepreneurship bagi para santri,” jelasnya.
Sandi juga mengatakan, ucapan terima kasih karna masih diberi kesempatan hadir dalam haul tersebut. Dirinya mengaku sudah berkali-kali ke Pulau Madura dalam rangka membangun silaturahmi dan mohon restu kepada masyarakat Indonesia.
“Mator Sakalangkon (terima kasih), saya sudah beberapa kali ke Madura, lama-lama saya bisa bahasa Madura. Mator Sakalangkong (terima kasih), dan Ampon Baktonah (sudah saatnya),” ujarnya disambut ketawa masyarakat yang hadir.
Selain itu, dirinya juga mendorong kaum santri lebih kreatif dan harus tampil produktif membangun ekonomi, setelah selesai mengeyam pendidikan di pesantren. Menurutnya, santri bukan hanya belajar agama namun santri juga harus menjadi lokomotif pembangunan ekonomi Indonesia. Dirinya mencontohkan seperti di Jakarta banyak alumni pesantren Madura berkiprah di bidang bisnis.
“Banyak para kiai di Jakarta bukan hanya menyebarkan agama islam, tapi menjadi pengusaha sukses dalam ekonomi, khusunya besi tua, saya ingin santri menjadi lokomotif pembangun ekonomi Indonesia ke depan,” tukasnya.
Cawapres yang mempunyai tagline Adil Makmur itu juga mengajak para santri bahwa sudah saatnya santri yang berperan “sudah waktunya, Ampon Baktonya,” pungkasnya.(sfn/tfk)
Cells were manually counted for double labeling when DCX labeling was unambiguously associated with a BrdU nucleus priligy premature ejaculation pills