Bandung, (regamedianews.com) – Evaluasi sistem zonasi sudah sepatutnya lebih diperhatikan dan dipersiapkan di tahun mendatang, karena masih banyak persoalan yang terjadi di kalangan orang tua peserta didik baru, terutama pemahaman tentang sistem yang diterapkan.
Bertujuan, agar ada pemerataan kwalitas sekolah, dan untuk lebih mendekat jarak sekolah dengan murid, masih saja terkendala saat pelaksanaan dilapangan
Baca juga Buntut Viralnya Video Siswi Hirup Lem Eha Bond, Lintas Sektor Gelar Sosialisasi di Sekolah
Kebijakan pemerintah saat ini, masih belum mampu memuaskan masyarakat terutama orang tua calon peserta didik. Seperti yang terjadi di sekolah SMAN 13 Bandung, sekolah perbatasan terdekat bagi warga Cimahi-Bandung yang masih menjadi incaran peserta didik baru.
Didin Nurdin salah satunya, orang tua murid yang menginginkan anaknya bisa masuk di SMAN 13 Bandung, namun harus kecewa karena nama anaknya tidak terpangpang di papan pengumuman.
Baca juga Disdukcapil Cimahi: Masyarakat Tak Perlu Legalisir Akta Kelahiran Untuk Daftarkan Anaknya Sekolah
“Dirinya, masih tidak mengerti dengan kriteria penilain panitia PPDB, padahal segala prestasi yang diraih oleh anaknya dirasa sudah memenuhi persyaratan. Selain sertifikat kejuaran nasional seleksi yang dijalani anaknnya pun mendapatkan nilai baik”, ungkapnya saat bertemu di SMAN 13 Bandung, Selasa (02/7/19).
Lanjut Didin, dirinya semakin dibuat tidak mengerti, karena ada calon peserta saat seleksi fisik mengalami cedera, namun bisa lolos.
Hal serupa disampaikan Rina Farina istri Didin, Sambil Menagis menceritakan jika pihak sekolah terlihat curang, “jangan-jangan ada rupiah dibalik ini semua”, kilah Rina.
Menurut Rina, jika saja benar anaknya tidak bisa masuk, pasti akan saya terima asal dengan alasan yang jelas dan transfaran.
“Saya masih belum puas dengan penjelasan dari panitia PPDB, masih penasaran, saya akan terus mencari tahu sampai merasa puas dengan jawaban sebenarnya”, cetusnya. (agil)