Bangkalan, (regamedianews.com) – Pasca insident mahasiswa Papua di Surabaya. Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Muh. Syarif menjamin keberadaan mahasiswa Papua di UTM guyub rukun bersama mahasiswa lainnya dan tidak mudah terprovokasi.
Jumlah mahasiswa Papua di UTM sebanyak 76. Dari jumlah mahasiswa itu, mereka tersebar di 7 Fakultas di UTM.
“Kejadian beberapa hari lalu marilah kita jadikan momentum, bahwa kita semua adalah saudara dan mahasiswa papua yang mengenyam pendidikan di UTM juga saudara kita”, kata Rektor UTM, Muh. Syarif usai menghadiri pengukuhan Guru Besar Fakultas Teknik di Gedung Pertemuan, Kamis (22/8/2019).
Ia menyatakan, perbedaan biologis yang melekat sudah tidak relevan lagi di permasalahkan di Indonesia. Menurutnya, perkataan rasis oleh oknum yang tidak bertanggung jawab menjadi pelajaran bersama.
Rasisme, menurut Syarif, tidak cocok dan tidak baik dikatakan kepada siapapun. Apalagi Indonesia merupakan negara yang beragam suku dan bahasa, sehingga kata-kata rasis tidak cocok diungkapkan di Indonesia.
“Saya juga minta kepada aparat keamanan untuk tegas menindak oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut, karna hal itu sudah membuat gaduh dan menganggu keharmonisan bangsa”, ungkapnya.
“Siapa saja dan siapapun yang membuat rasis, kami harap aparat keamanan tindak tegas. Karna rasis sudah tidak cocok di negara kita”, ujarnya.
Syarif juga mengatakan, di UTM puluhan mahasiswa Papua tidak ada masalah. Oleh karena itu, pihaknya meminta aparat tindak tegas oknum tersebut, sehingga hal seperti itu tidak terulang kembali.
“Dan saya sangat menjamin kepada mahasiswa Papua yang ada di UTM. Bahkan, saya akan menjadi garda terdepan membela mahasiswa saya”, tandasnya.
Karna selain itu, mahasiswa Papua di UTM selama ini baik-baik saja dan tidak ada yang melanggar aturan dan sebagainya. Bahkan, mahasiswa Papua terlihat berbaur dan bersama dengan mahasiswa lainnya.
“Saya berharap dengan kejadian ini mahasiswa Papua di UTM tidak terprovokasi, namun memberikan dorongan dan semangat agar mahasiswa Papua menjadi perekat tali persatuan tanah air”, terangnya.
“Kami bersyukur meski terjadi kesalah pahaman di beberapa daerah. Mahasiswa Papua di UTM tidak ada gejolak apapun. Selama ini tidak ada masalah, bahkan mahasiswa diluar Papua juga baik kepada mereka”, pungkasnya. (sfn/tfk)