Cimahi, (regamedianews.com) – Memasuki hari terakhir penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat Jawa Barat, disepanjang jalan utama Kota Cimahi banyak bermuculan orang yang membawa karung.
Mereka sudah tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan program PSBB, padahal untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 (virus Corona), butuh kedisiplinan warga itu sendiri.
Yang seharusnya tinggal dirumah (Work From Home), menjaga jarak (Sosial Distancing) kini sepertinya tidak berpengaruh. Pemandangan ini, bisa dilihat di jalan protokol Kota Cimahi seperti jalan Gatot Subroto, Gandawijaya, dan Kolonel Masturi.
Haryansah (60) asal Bogor, salah seorang yang biasa mangkal di jalan seputaran Baros, mengaku sudah sebulan terakhir melakukan aktivitas memulung dan mengemis di Kota Cimahi.
Dia lakukan ini, karena kebutuhan ekonomi yang semakin bertambah akibat pandemi Covid-19. Biasanya, dia memulung rongsokan yang berada di seputaran Kota Cimahi.
“Saya harus lakukan ini, karena aktivitas saat ini semakin terbatas. Selain itu, rongsokan pun sulit dicari,” ujarnya saat ditemui ditempat mangkalnya, di Jl. Baros pada Senin (18/05/20).
Dalam sehari, sebut Haryansah, kegiatan sekarang ini, kalau diratakan setidaknya Rp100 ribu per hari bisa dia dapatkan, selain mencari rongsokan.
“Sehari saya bisa dapat Rp100 ribu, selain uang saya juga sering diberikan makanan. Seperti, nasi kotak, air mineral, dan yang lainnya,” terangnya.
Namun begitu, banyaknya ‘Manusia Karung’ di Kota Cimahi, sebanding dengan jumlah masyarakat yang mendermakan sebagian hartanya bagi mereka. Momentum bulan Ramadan menjadi kesempatan mereka membagikan bantuan makanan bagi manusia karung.
Deni (43) warga Baros, Kota Cimahi tidak memperdulikan mereka berbohong atau tidaknya, ia hanya ingin bersedekah makanan di bulan ramadan ini.
“Kalau saya niatnya sedekah saja, kalaupun mereka pura-pura itumah urusan mereka. Yang penting kita berniat untuk berbagi,” katanya. (agil)