Banda Aceh || Rega Media News
Aceh Kreatif menyarankan agar dilakukan evaluasi dan verifikasi ulang terhadap kepemerintahan Aminullah – Zainal selaku Walikota-Wakil Walikota Banda Aceh, salah satunya disektor perekonomian dibidang perdagangan, semisal di pasar.
“Sehingga keberadaan pasar tersebut dapat lebih dioptimalkan. Evaluasi dan verifikasi ulang, agar yang mendapatkan kios-kios disitu benar-benar warga yang ber-KTP Banda Aceh,” ujar Ketua Yayasan Aceh Kreatif, Delky Nofrizal Qutni saat audiensi membahas refleksi 3 tahun kepemimpinan Aminullah -Zainal, Sabtu (10/07/20), di Pendopo Walikota Banda Aceh.
Menurutnya, hal itu untuk menghindari terjadi pedagang yang mendapat kios ganda, apalagi pendaftaran yang hanya dibuka 40 menit secara online itu cenderung berkemungkinan tidak efektif. Jadi, harus dievaluasi kembali.
“Sementara dari sektor pelayanan publik di Banda Aceh sudah optimal. Kami menyarankan agar di kantor walikota, DPRK dan instansi-instansi yang ramai pengunjung dilengkapi dengan Buku Tamu Digital.
“Buku tamu digital ini akan lebih mengoptimalkan Pemko dalam pelayanan publik kota gemilang berbasis smart city nantinya, insya Allah,” ucapnya.
Lebih lanjut Delky juga menyarankan dan siap mendukung Pemko Banda Aceh untuk menghadir Portal Pemasaran UMKM berbasis digital dengan layanan gratis untuk meningkatkan lagi penghasilan para pelaku UMKM.
“Pada notabenenya, Aceh Kreatif siap menjadi mitra kritis dan mitra strategis demi kegemilangan Banda Aceh, apalagi semangat kongkret Pak Walikota untuk melakukan terobosan adalah modal berharga bagi Pemko dan masyarakat kota gemilang ini untuk menghadirkan terobosan-terobosan,” tandasnya.
Sebagai penyeimbang, Aceh Kreatif siap mengapresiasi capaian yang patut diakui, memberikan masukan demi perbaikan, dan bersinergi untuk menghadirkan terobosan-terobosan demi kebaikan masyarakat.
Selanjutnya, perwakilan Aceh Kreatif lainnya Aminullah menyampaikan terkait capaian-capaian dan masukan terkait penguatan seni budaya, penanganan pinggiran kota hingga sektor sosial yang perlu dioptimalkan.
“Memang untuk membuat puas semua pihak dan kalangan tidaklah mungkin, namun perbaikan-perbaikan dan terobosan harus terus dilakukan dan dilanjutkan,” kata pria yang berlatar belakang mahasiswa hukum Unsyiah itu.
Selain itu, Yayasan Aceh Kreatif secara tegas juga mendukung Banda Aceh untuk dimasukkan dalam daerah destinasi prioritas pariwisata berbasis syari’ah secara nasional. Saat ini pembangunan pariwisata nasional difokuskan kepada 10 destinasi perioritas pariwisata dan 4 Destinasi Super perioritas, dan tidak masuk satu kabupaten/kota pun di Aceh.
“Untuk itu, kita minta kepada Kementerian Pariwisata untuk menambahkan satu destinasi lagi, yakni menjadikan Banda Aceh sebagai destinasi prioritas pariwisata syariah. Kita dukung Pemerintah Banda Aceh untuk memperjuangkan hal itu,” tegasnya. (Asmar Endi)