Sampang,- Sedikit demi sedikit, prasarana Pasar Polowijo Omben, Sampang, Jawa Timur, mulai ada perubahan dan dilakukan penataan.
Sebelumnya, konflik pedagang pasar yang cukup menjamur tersebut, berdampak buruk terjadinya pasar tumpah hingga kemacetan.
Kendati demikian, kini atas inisiatif secara swadaya, pasar yang sebelumnya terlihat kumuh dan overload, tampak tertata dan dilengkapi fasilitas ibadah.
Hal itu dibuktikan, saat dilaksanakannya peresmian musholla, kios dan los pasar oleh PJ Bupati Sampang Rudi Arifiyanto, Jumat (28/06/2024) sore.
Meski peresmian tersebut dikemas sederhana, turut hadir forkopimcam, kepala dinas terkait, karang taruna, tokoh dan perwakilan pedagang pasar.
Agusni ketua Karang Taruna Jokotole Omben mengatakan, pihaknya berkolaborasi dengan paguyuban pedagang pasar, untuk fokus pembenahan.
“Mulai dari tatanan kios dan los, bahkan pembangunan musholla yang murni menggunakan dana swadaya,” ujar Agusni.
Ia mengungkapkan, sebelumnya telah mengajukan pembangunan berawal dari adanya sampah menumpuk yang mengganggu warga.
“Maka dari itu, kami bersama dinas terkait dan peran anggota legislatif, optimis untuk kemajuan Pasar Omben,” ungkapnya.
Dalam hal tersebut, kata Agusni, fokus terhadap pembenahan mulai dari penertiban sampah, hingga penguraian kemacetan.
“Bahkan, kami berencana dengan Diskopindag, akan menata pedagang yang ada didepan pasar agar masuk kedalam,” tandasnya.
Tidak hanya itu, pihaknya berencana untuk melakukan pembangunan pagar didepan pasar, sehingga tidak terjadi kemacetan.
“Meski demikian, dalam waktu dekat bersama instansi terkait, juga akan melakukan penertiban pedagang secara persuasif,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Diskopindag Sampang Chairijah mengatakan, mengapresiasi dengan adanya pembangunan fasilitas ibadah secara swadaya.
“Kami sangat mendukung, namun karena memang tidak ada anggaran untuk pembangunan musholla tersebut,” ujarnya.
Meski begitu, kata Kadis yang akrab disapa Bu Qori’, pihaknya juga telah mencari solusi beberapa permasalahan yang terjadi di pasar Omben.
“Diantaranya kemacetan akibat pedagang pasar membludak kedepan, dan tumpukan sampah di belakang yang membuat resah warga,” ungkapnya.
Maka, dengan adanya inovasi dari karang taruna berupa pembangunan musholla dan kios, tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
“Dengan begitu, pedagang pasar yang ada didepan akan kami tarik kedalam, untuk menempati kios-kios yang telah disediakan,” tandas Bu Qori’.
Oleh karena itu, imbuh Bu Qori’, melalui pembangunan kios dan los pasar, dapat mengurangi kemacetan yang selama ini dikeluhkan masyarakat.