Daerah  

Penuh Perjuangan, Siswa SD di Sampang Tiap Hari Gendong Adiknya ke Sekolah

Muhammad Zainul Fata tengah menggendong adiknya kedalam kelas.

Sampang, (regamedianews.com) – Siswa yang masih duduk dibangku kelas V SDN Palenggian I, Desa Palenggian, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Muhammad Zainul Fata tiap hari menuntut ilmu sambil menggendong adiknya menjadi viral di media sosial Facebook. Senin, (08/10/2018).

Tidak hanya itu, kisah Zainul Fata ini kian viral setelah salah seorang gurunya sekaligus sebagai wali kelasnya Lindiya iseng mengabadikan foto anak didiknya tersebut saat sedang belajar di ruang kelas sambil menggendong adiknya.

Baca juga Asma Nadia, Mengajak PKKMABA UTM Bergegas Dalam Mencapai Impian

“Jika di rumahnya ada orang tuanya, ya adiknya tidak dibawa. Tapi kalau lagi musim panen atau semacamnya jadi orang tuanya ke sawah ya adiknya di bawa ke sekolah. Kadang tidak sekolah karena bantu-bantu di sawah. Sebenarnya lebih dari satu siswa yang bawa adik-adiknya bernama Ristiani ke sekolah. Bahkan satu siswa membawa adiknya lebih dari satu anak,” tuturnya.

Hal senada disampaikan Fata mengaku membawa Ristiani, adik sepupunya karena orang tuanya sedang bekerja di sawah. Selama ini dirinya merasa tidak direpoti oleh adik sepupunya meski tengah menuntut ilmu di sekolah.

“Semua orang tuanya ke sawah. Kalau tidak dibawa malah nangis. Kalau di kelas ya digendong, kadang suruh duduk di kursi,” ujar Fata.

Musyarofah, siswi lainnya yang juga membawa adiknya ke kelas mengakui hal yang sama karena kedua orangtuanya sedang bekerja di sawah. Sehingga adiknya juga di bawa ke sekolah.”Gimana lagi orang tua saya pergi kerja iya saya bawa adik ke Sekolah,” tuturnya.

Sementara Sutardjo Kepala Sekolah SDN Palenggian 1 mengaku, lebih mementingkan anak didiknya bersekolah dibandingkan tidak bersekolah. Sebab, ketika siswanya dilakukan larangan membawanya ke sekolah, para anak didiknya malah memilih tidak bersekolah.

Baca juga Ini Pesan Rektor UTM Pada Peserta SBMPTN 2018

“Yang penting anak-anak itu bersekolah. Jika di rumahnya tidak ada orang, otomatis anak didiknya memilih nungguin adiknya di rumah, dan itu sudah ada laporan dari guru kami,” tuturnya.

Lebih lanjut Sutardjo mengaku telah menyampaikan kepada orang tuanya di saat pertemuan dengan wali murid mengenai kondisi tersebut.

“Saat kondisi tidak darurat dan memaksa, anak didiknya diberi kebebasan bersekolah tanpa harus memomong adiknya,” imbuhnya. (adi/har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *