Daerah  

Sesar Lembang Bisa Menghasilkan Gempa Bumi Bermagnitudo 6,5-7

ilustrasi "Cimahi".

Cimahi, (regamedianews.com) – Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Mudrik R Daryono menyatakan Sesar Lembang bisa menghasilkan gempa bumi bermagnitudo 6,5-7 yang saat ini tengah dalam fase pelepasan energi menuju pengulangan gempa.

Melihat fakta tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi meminta masyarakat Kota Cimahi untuk selalu waspada, terhadap bahaya potensi gempa yang bisa dihasilkan oleh Sesar atau Patahan Lembang.

Untuk wilayah Kota Cimahi, batas terdekat Kota Cimahi ke Sesar Lembang hanya berjarak tiga kilometer, tepatnya wilayah utara Kota Cimahi yang meliputi, Citeureup, Cipageran, Cileuweung, dan Cihanjuang, yang semuanya berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan jarak Sesar Lembang ke gedung Pemerintahan Kota Cimahi merupakan objek vital, hanya berkisar 5,8 sampai 6 kilometer.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cimahi Rezza Rivalsyah Harahap mengungkapkan, jika gempa itu terjadi, Kota Cimahi khususnya di kawasan utara akan mengalami kerusakan cukup parah, sebab wilayah tersebut jaraknya tidak jauh dari pusat gempa.

Akunya, pihaknya sudah melaksanakan simulasi kegempaan di lingkungan tempat tinggal masyarakat, untuk melihat reaksi dan kesigapan masyarakat Cimahi ketika gempa terjadi.

”Kita lakukan simulasi pada malam hari dan di lingkungan masyarakat yang padat penduduk. Jadi memberikan edukasi juga pada masyarakat bahwa mereka jangan panik ketika gempa terjadi,” ungkap Rezza, Kamis (04/04/2019).

Selain itu, BPBD juga telah melakukan pemetaan kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kota Cimahi, sehingga bisa diukur kesiapan ketika gempa terjadi.

”Kita data berapa kekuatan ambulan, kapasitas rumah sakit, prediksi korban. Jadi ketika gempa terjadi, sudah tahu kemana korban dibawa, menggunakan ambulan darimana saja. Semua sudah disiapkan”, katanya.

Sementara itu khusus untuk lingkungan Pemkot Cimahi, sejak tahun 2004, belum ada standard operating procedure (SOP) situasi keselamatan kedaruratan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun pengunjung.

“Padahal itu sangat penting, apalagi disini kan gedung tinggi yang di isi ribuan orang. Jadi, resiko jatuhnya korban cukup tinggi. Kita juga akan pasang rambu evakuasi, karena sekarang belum ada satupun rambu evakuasi”, tegasnya. (agil)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *