Daerah  

Pagar Nusa Sampang Siap Berkhidmah Membela Kiai, NU dan NKRI

Pagar Nusa Cabang Sampang saat memperingati Harlah Pagar Nusa, di Gedung PCNU, Jl. Diponegoro, Kelurahan Banyuanyar, Sampang.

Sampang || Rega Media News

Pagar Nusa Cabang Sampang berkomitmen untuk mengajak seluruh pendekar dan kadernya, menguatkan ikatan persaudaraan dan silaturrahim di tengah wabah Covid-19 ini.

Hal ini dikatakan Ketua Cabang Pagar Nusa Sampang, Moh Wahyudi, saat Harlah Pagar Nusa, di Gedung PCNU, Jl. Diponegoro, Kelurahan Banyuanyar, Sampang, Minggu (10/01/2021).

Menurutnya, disaat masa pandemi Covid-19, solidaritas menjadi sangat penting untuk kita jaga dan diperkuat bersama-sama dan selalu berkomitmen untuk terus menjaga NKRI.

“Menjaga nilai-nilai Islam santun yang berlandaskan nilai-nilai tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang) dan i’tidal (berprinsip) ala kiai-kiai NU,” ujar Wahyudi kepada awak media.

Ia menegaskan, agar santri Pagar Nusa Sampang tidak mudah terpengaruh oleh pihak mana pun, yang ditekankan dalam menanggapi persoalan harus diselesaikan dengan pemikiran dewasa dan bijaksana.

“Pagar Nusa Sampang siap berkhidmah untuk membela kiai, NU dan NKRI. Akan selalu setia kepada negeri dan mengabdi setulus hati. Sebab, berdirinya Pagar Nusa tidak lepas dari restu kiai-kiai NU,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Sampang KH Moh Itqon Bushiri mengatakan, Pagar Nusa adalah pagarnya NU dan bangsa. Sebab, semangat aktifitasnya tidak berbeda jauh dengan semangat para ulama terdahulu dalam menjaga NU dan bangsa.

“Perjuangan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari sangat terlihat betul bahwa beliau ingin mempertahankan dan memajukan NU dan bangsa. Ajaran NU sangatlah luas dan luwes. NU, tidak mengajarkan ujaran kebencian, apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan,” ungkapnya.

Kiai Itqon juga mengatakan, NU selalu mengedepankan Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah dan Ukhuwan Basyariah. Ia berpesan, pendekar dan kader Pagar Nusa Sampang agar ilmu bela diri pencak silat yang dimilikinya tidak digunakan untuk berpamer-pameran.

“Apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan. Ilmu beladiri harus digunakan untuk dakwah Islamiyyah, menjaga, memajukan NU dan bangsa, sebagaimana yang dilakukan para santri dan ulama sejak dulu,” pungkasnya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *