Daerah  

Gubernur Jatim Tinjau Pasar Sapi Tanah Merah Bangkalan

Gubernur Jawa Timur (Khofifah Indar Parawansa) didampingi Bupati Bangkalan (R. Abd. Latif Amin Imron) saat meninjau pasar hewan (sapi) di Tanah Merah, Bangkalan.

Bangkalan || Rega Media News

Jelang Hari Raya Qurban, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Bupati Bangkalan, R. Abdul Latif Amin Imron meninjau langsung pasar hewan di Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, Madura, Sabtu (25/07).

Peninjauan dilakukan Pemerintah Provinsi Jatim itu dalam rangka memastikan ketersediaan hewan sapi di Jawa Timur, khusunya di Kabupaten Bangkalan dan pulau Madura menjelang hari raya Idul Adha (Qurban) 2020.

Selain pasar Tanah Merah, Khofifah juga meninjau kelompok ternak yang menjual hewan qurban secara online di Desa Pettong, Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan.

“Saya mengapresiasi format penjualan hewan qurban secara online ini, karena mengingat saat ini di Jatim masih berada di era pandemi covid-19. Sehingga tidak mengurangi ibadah masyarakat ditengah pandemi,” kata Khofifah Indar Prawansah, usai meninjau sapi peternak di Desa Pettong, Sabtu (25/7).

Menurutnya, ditengah era pandemi seperti saat ini, masyarakat tersupport dengan format online dan pelaksanaan pemotongan hewan qurban ini juga tidak mengurangi ibadah hewan qurban.

“Dengan format ini, masyarakat dari berbagai daerah bisa tetap menjalankan ibadah pemotongan hewan qurban. Jadi yang bayar dari berbagai daerah, tapi pemotongan dilakukan disini dengan menyiapkan alat timbang,” ucapnya.

Selain itu, dia juga mengapresiasi ikhtiar dari masyarakat Bangkalan dengan adanya inseminasi buatan untuk sapi-sapi pejantan di kelompok ternak sapi Pettong itu.

“Artinya proses ini akan menguatkan pembiakan dari sapi-sapi yang ada di Bangkalan, khususnya di Tanah Merah,” katanya.

Tak hanya itu, tujuan peninjauan pasar hewan itu, kata Khofifah, pihaknya ingin memastikan koordinasi dengan Bupati Bangkalan untuk menyiapkan hulu-hilir.

Karena, lanjut Khofifah, semisal budidaya sapi di Bangkalan sudah memenuhi kebutuhan ekonomi, maka pembuatan konsentrat bisa dilakukan di sisni.

“Kita mesti menghitung, kita membutuhkan berapa banyak konsentrat untuk sapi yang ada di Pettong atau mungkin Tanah Merah. Kalau sudah seperti itu, maka dimungkinkan untuk kita membuat pabriknya meskipun dalam skala kecil,” tutupnya. (sfn/sms)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *