Daerah  

Dorong Pembangunan Madura, Forkum Bangkalan Selatan Kritik BPWS

Suasana acara pertemuan forum komunikasi ulama dan tokoh masyarakat di Masjid Raudlatul Hidayah pantai rongkang, Kwanyar Barat, Bangkalan.

Bangkalan, (regamedianews.com) – Menindak lanjuti pertemuan para kiai dan tokoh masyarakat pada tanggal 22 Januari 2019 di kediaman KH. Makmun Nawawi, tentang menyikapi perkembangan pembangunan pasca tol Suramadu gratis di kecamatan yang terdampak langsung seperti daerah Kecamatan Kamal, Kecamatan Labang, Kecamatan Kwanyar, Kecamatan Tragah, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan.

Forum Komunikasi Ulama dan Masyarakat Bangkalan Selatan ( Forkum Bangsel) menggelar napak tilas bersama puluhan ulama dan tokoh masyarakat, dari beberapa kecamatan yang terdampak adanya tol Suramadu gratis, berlangsung di Masjid Raudlatul Hidayah pantai rongkang Kwanyar Barat, Minggu (17/02/2019).

Menurut ketua pelaksana Forkum, KH. Abdul Jalil mengatakan, pemerintah membangun jembatan suramadu adalah untuk memacu perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan masyarakat Madura. Khususnya dibidang kelancaran transformasi, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan Bangkalan, khususnya di kaki jembatan sisi Madura.

Menurutnya, pasca selesainya pembangunan jembatan Suramadu, kurang lebih 9 tahun, namun masih terlihat memperhatinkan serta melihat perjalanan pembangunan yang sudah dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura (BPWS), masih belum nampak dan belum menyentuh pada masyarakat bawah.

“Kita perlu mengawal pembangunan dikawasan sisi Madura, agar tidak terjadi ‘Membangun di Madura’ akan tetapi seharusnya ‘Membangun Madura, artinya, pemerintah harus menyampaikan informasi pembangunan kepada ulama dan tokoh masyarakat, jangan hanya diketahui para elit saja”, ujarnya.

Menurutnya, Kabupaten Bangkalan dan Madura pada umumnya dikenal sebagai masyarakat religiuse, berbudaya tinggi seperti apa yang ditanamkan oleh para ulama dan para leluhur. Untuk itu, pembangunan di Madura khususnya di Bangkalan harus memperhatikan nilai-nilai religiuse, budaya dan adat istiadat yang sudah tertanam di masyarakat.

“Jadi kami berharap kepada pemerintah dalam pembangunan agar mempertahankan situs-situs sejarah termasuk tumbuhan dan hewan yang terkait dengan sejarah, serta potensi local baik melalui SDM, kekayaan alam dan potensi perekonomian di kawasan kaki jembatan suramadu”, pungkasnya.(sfn/tfk)

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *