Bangkalan || Rega Media News
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syamrabu Bangkalan, dr. Nunuk Kristiani menanggapi tuntutan aksi unjuk rasa Pemuda Madura Bersatu (PMB) yang meminta dirinya mundur dari jabatannya.
dr. Nunuk Kristiani mengaku tidak mempermasalahkan jika dirinya harus dicopot dari jabatan sebagai direktur rumah sakit Syamrabu. Bahkan dirinya menyatakan siap dan mengikuti kebijakan Bupati.
“Kalau saya mundur tidak masalah. Misalnya saya harus mundur tidak ada masalah, saya siap. Semua apa kata pak bupati,” kata dr. Nunuk Kristiani kepada awak media usai menemui massa PMB, Sabtu (6/11/20) kemarin.
Dalam aksi tersebut, massa menilai pelayanan di RSUD Bangkalan dibawah kepemimpinan dr. Nunuk Kristiani sangat mengecewakan.
Salah satu yang nilai menyakiti hati masyarakat, adanya tiga kejadian yang baru saja terjadi di Kecamatan Geger.
Seperti kasus seorang ibu hamil warga Desa Dabung, anaknya meninggal di RSUD Bangkalan dan hendak mau sewa mobil ambulance diminta ongkos 2,7 juta.
“Semua itu kita akomodir, nanti akan lihat di dokumen medik, jadi kami tidak bisa berbicara panjang lebar secara detail disini. Karena kita harus lihat perinciannya,” ujarnya.
Karena ini perihal medis, kata dr. Nunuk, kadang-kadang menurut dokter dan masyarakat awam itu berbeda-beda. Jadi tidak bisa membenarkan masyarakat atau menyalahkan dokter atau sebaliknya.
“Jadi kita betul-betul harus bijaksana dalam menyikapi hal ini,” terangnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bangkalan, Muhni menanggapi tuntutan massa meminta Direktur RSUD Bangkalan di copot.
Ia mengatakan, menerima semua aspirasi massa PMB. Namun terkait kebijakan dalam tuntutaanya, ia menyerahkan kepada Bupati.
“Karena semua ada mekanismenya, ada Komisi aparatur negara. Jadi kalau kami memecat Direktur RS Syamrabu secara sepihak maka tidak benar. Makanya nanti kita turunkan tim inspektorat, mohon maaf memang prosesnya seperti itu,” tandasnya. (sfn/sms)