Gorontalo || Rega Media News
Kapolda Gorontalo, Irjen Pol. Helmy Santika, menekankan kepada seluruh jajarannya untuk jangan sampai terlibat langsung ataupun tidak langsung, terhadap perbuatan tindak pidana dan kekeliruan.
Hal itu disampaikan Jenderal bintang dua itu, saat memimpin langsung rapat anev rutin situasi Kamtibmas, Polda Gorontalo dan jajaran secara daring, di Lobby Presisi Mapolda Gorontalo, Jum’at (19/8/2022).
Selain menegaskan hal itu, orang nomor satu di institusi Polri di Provinsi Gorontalo ini, mengajak seluruh jajaran di bawahnya untuk berintrospeksi diri.
“Pahami kembali nilai-nilai etika Kepolisian Tribrata dan Catur Prasetya, cara melayani yang baik, mengayomi, menghormati orang lain dan ber-empati kepada masyarakat, dan itu harus kita tanamkan ke dalam diri kita. Hindari sikap dan perilaku yang merugikan, serta menyakiti hati masyarakat dan merusak citra Polri,” ujarnya.
Kemudian ia mengingatkan, seluruh jajarannya merupakan orang-orang yang menjadi kebanggaan keluarga. Sehingga, jangan sampai membuat masalah atau sumber masalah.
“Kita adalah kebanggaan keluarga, istri dan anak-anak apapun pangkatnya, Jagalah kebanggaan itu dengan cara kita berkerja dengan baik. Kalau tidak bisa berprestasi jangan membuat masalah atau menjadi sumber masalah,” Jelas Helmy.
Dikatakannya, sejak kurang lebih sudah sebulan ia menjabat sebagai Kapolda Gorontalo, dirinya telah menandatangani 3 oknum mantan personelnya yang dikenakan sanksi PTDH.
Sementara itu, terkait Kamtibmas di wilayah Provinsi Gorontalo, ia memerintahkan seluruh Kapolres terus menjaga situasi Kamtibmas agar tetap aman ,terkendali dan kondusif, dengan melakukan kegiatan kepolisian baik preemtif, preventif maupun represif.
Kemudian dalam hal pembenahan atau penyempurnaan data-data, ia meminta Kapolres jajaran segera berkoordinasi dengan Ops Polda Gorontalo, sehingga tidak terjadi kesalahan data
“Saya sampaikan kepada Kapolres dan Kapolsek, jangan takut membuat laporan tentang situasi Kamtibmas. Jangan ada laporan yang ditutup-tutupi. Jika data tidak valid, maka analisisnya menjadi tidak benar. Sehingga, pengambilan keputusannya pun juga tidak tepat, maka dari itu kita butuh data yang valid,” pungkasnya.