Banda Aceh || Rega Media News
Berdasarkan hasil analisis data dari BMKG dengan Impact Based Forecast (IBF) serta BNPB dengan InaRisk, Aceh masuk 10 besar tingkat historikal banjir tertinggi berdasarkan DIBI (Data Informasi Bencana Indonesia).
Ketua Satgas SAR Aceh Mayfendri ingatkan, agar masyarakat selalu waspada akan potensi adanya banjir tersebut.
Menurutnya, kemungkinan banjir terjadi mengingat saat ini memasuki musim pancaroba, ditandai hujan pada sore hari menjelang malam hari, dengan durasi singkat dan intensitas sedang hingga lebat.
“Tipe hujan seperti ini akan berdampak langsung berupa genangan air (banjir sesaat/flash flood),” ungkapnya.
Sedangkan daerah yang harus diwaspadai, yaitu Aceh Selatan, Aceh Utara, Aceh Jaya, Aceh Barat, Aceh Timur, serta Pidie. Untuk Kabupaten/Kota lainnya juga diminta untuk tetap waspada.
Mayfredri juga menghimbau, agar masyarakat selalu waspada terhadap dampak cuaca ekstrem.
“Masyarakat dapat mengambil langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan, dengan menyiagakan tim siaga bencana, memantau kondisi terkini lapangan, melakukan koordinasi dengan aparatur desa, menyiapkan evakuasi. Menyimpan barang penting ketempat aman,” terangnya.
Kemudian membatasi aktivitas di luar rumah. Jika berada di luar rumah hindari pohon besar, baliho dan saluran air atau gorong-gorong, serta menyiapkan tas siaga (makanan, minuman, obat, uang, pakaian, dokumen berharga).
Ia juga meminta kepada masyarakat jika terjadi sesuatu, agar segera menghubungi petugas BPBD serta petugas Satgas SAR di Kabupaten/Kota setempat, Satgas SAR Aceh yang terdiri 23 Satgas Kabupaten/Kota akan selalu Standby 24 jam,” imbuhnya.
“Harapan kita agar cuaca ekstrim ini cepat selesai, dan tidak terjadi musibah yang membahayakan nyawa manusia,” pungkasnya.