Gorontalo, (regamedianews.com) – Isak tangis Sarco Pomantolo bersama keluarganya pecah takkala beberapa warga mengeluarkan mayat mendiang suaminya, Masri Dunggio yang wafat tahun 2015 lalu, bersama cucunya Siti Aisyah Hamza dari liang lahat, Sabtu (12/11/2019).
Dua makam warga yang terletak di Desa Toto Selatan, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bonebolango ini dibongkar lantaran sikap keluarga tak mendukung salah satu Calon Anggota Legislatif dari salah satu Partai, Dapil 3 (Kabila, Tilongkabila dan Botupingge).
Abdul Salam Pomontolo, yang juga merupakan keluarga almarhum Masri Dunggio mengatakan, masalah ini mulai mencuat pada bulan Desember 2018 lalu. Kala itu Awano Hamzah sang pemilik lahan pekuburan yang tak lain merupakan sepupu dari almarhum, meminta kepada keluarga dari almarhum untuk mendukung Caleg bernama Iriani Monoarfa dari partai Nasdem pada Pileg mendatang. Iriani Monoarfa sendiri tak lain adalah saudara ipar Awano.
Kedua makam dipindahkan lantaran keluarga tak mendukung salah satu Caleg. Namun ketika pihak keluarga tidak menentukan sikap dukungan kepada Caleg tersebut, Awano pun meminta agar dua kuburan tersebut dipindahkan.
“Persoalan ini sudah berulang kali disampaikan Awano kepada Sarco Pomantolo, meminta agar kuburan tersebut dipindahkan jika tidak mendukung Caleg Iriani Monoarfa. Sampai-sampai akses jalan ke rumah Sarco pun di pagar beton,” jelas Abdul Salam.
Lanjut Abdul Salam, saat ini kedua mayat tersebut dipindahkan di tanah pekuburan milik keluarganya. “Dari pada terus-terusan jadi masalah. Kedua mayat ini kita pindahkan ke tanah pekuburan keluarga yang berada di Dusun I, Desa Toto Selatan,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Desa Toto Selatan Taufik Baladraf mengungkapkan, kedua warganya ini memang sejak akhir tahun 2018 lalu bersitegang soal dukungan Caleg.
“Selaku pemerintah di desa ini, kami sudah beberapa kali kita lakukan upaya damai, mulai mendatangi kedua belah pihak, sampai kita undang ke kantor desa, kita mediasi, namun saja masing-masing punya sikap,” ujar Taufik.
Disinggung soal alasan pemindahan makan itu karena tidak mendukung salah satu Caleg pada Pileg mendatang, Taufik mengatakan, hal itu merupakan hak setiap warga negara dalam berdemokrasi.
“Tidak ada paksaan dalam menentukan sikap atau pilihan. Kalau memang keluarga memilih Caleg tersebut silahkan,” tandasnya.
Terpenting kata Taufik, senantiasa menjaga hubungan kekerabatan, menjaga hubungan satu sama lain, serta menghargai sikap dan pandangan politik dan demokrasi satu dengan lainnya.
Selain disaksikan oleh puluhan warga, pembongkaran dua makam ini pun dijaga aparat Bhabinkamtibmas serta Babinsa Kecamatan Kabila. (onal)