Lumajang, (regamedianews.com) – Di Kecamatan Candipuro Lumajang tepatnya di Desa Sumbermujur, Warga Desa Sumbermujur selalu melaksanakan Tradisi Grebek Syuro di wisata hutan bambu yang merupakan icon Desa Sumbermujur, Minggu (1/9/2019).
Tradisi sakral yang dilaksanakan tiap 1 Syuro yakni Grebeg Syuro memiliki beberapa rangkaian acara yang dimulai dengan kirab hasil bumi, serta disusun menyerupai tumpeng raksasa yarng dijejer sepanjang jalan.
Masyarakat Desa Sumbermujur memiliki hasil bumi yang panen sepanjang musim, kapanpun mereka bisa panen sehingga rasa syukurnya dengan mengirab hasil bumi yang mereka peroleh dari alam. Tidak lupa juga di siapkan 1 kepala sapi yang nantinya akan di kubur di dekat sumber yang mengairi sawah dan rumah-rumah masyarakat Sumbermujur.
Masyarakat meyakini, tradisi ini adalah salah satu bentuk syukur kepada Tuhan YME untuk segala hasil bumi yang melimpah ruah. Berbagai hasil bumi yang telah disiapkan nantinya akan disantap bersama setelah acara doa dan penanaman kepala sapi oleh kepala Desa Sumbermujur.
Di Desa ini memiliki sumber mata air yang mengeluarkan air 800 Liter / detiknya dan dapat mengairi seluruh sawah serta mencukupi kebutuhan pasokan air minum warga sekitar.
Kapolres Lumajang AKBP DR Muhammad Arsal Sahban mengungkapkan, grebek syuro di desa sumbermujur ini memiliki kekuatan pariwisata yang tinggi, karena adanya tradisi sakral hasil dari budaya masyarakat Desa Sumbermujur. Peringatan Grebeg Suro ini adalah implementasi rasa syukur masyarakat sekitar atas segala hasil bumi dan kekayaan alam yang di berikan tuhan kepada mereka.
“Mereka meyakini juga dengan penanaman kepala sapi ini akan mencegah mengeringnya Sumber mata air yang dijaga oleh Ulin. Ulin ini yakni sepasang ikan Mistis yang dipercaya masyarakat tinggal di sumber mata air ini dan akan keluar sebentar saat diperingati hari 1 Suro”, pungkas Arsal kembali
Kepala Desa Sumbermujur Safi’i mengungkapkan, acara tradisi grebek syuro kali ini diisi oleh pertunjukan Tari Ulin, dimana tarian ini adalah tarian Khas Desa Sumbermujur. Sedangkan acara penutupnya makan bersama ingkung atau sejenis Tumpeng tradisional Desa Sumbermujur.
“1000 ingkung telah kami siapkan untuk santap bersama masyarakat sekitar. Tema tradisi kali ini kami sebut Bedah Kerawang Sewu Ingkung”, ujar Safi’i.
Perlu diketahui bahwa Peringatan Malam 1 Suro atau malam Tahun Baru Hijriah dilakukan pada Minggu 1 September 2019. Peringatan ini menandai pergantian tahun Hijriah. Pada malam 1 Suro, biasanya digelar sejumlah tradisi dan gelaran budaya dimasing-masing wilayah untuk merayakan malam yang dianggap sakral itu. (har)