Desa Angsokah Adakan Pelatihan Mengolah Gula Aren Jadi Gula Semut

Saat berlangsungnya kegiatan pelatihan pengelolaan gula aren menjadi gula semut, di Desa Angsokah Kecamatan Omben.

Sampang, (regamedianews.com) – Sejumlah warga di Desa Angsokah, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur antusias mengikuti pelatihan pengelolaan gula aren menjadi gula semut atau yang disebut gula kristal.

Pelatihan pengelolaan gula aren menjadi gula semut itu di prakarsai oleh Kepala Desa (Kades) Angsokah melalui bidang pemberdayaan masyarakat desa dengan memanfaatkan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2019.

Kades Angsokah Muafi mengatakan, digelarnya pelatihanan pengelolaan gula aren menjadi gula semut itu, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan ke inginan masyarakat dalam memanfaatkan pohon kelapa yang ada di desa setempat.

“Selain kita membangun fisik, kami memanfaatkan DD untuk memberikan pelatihan cara mengelola gula aren menjadi gula semut. Mengapa dinamakan gula semut karena bentuk gula ini mirip rumah semut yang bersarang di tana”, kata Muafi, Kamis (26/12/2019).

Lebih lanjut Muafi menuturkan, permintaan akan gula semut terus meningkat dari waktu ke waktu. Ini tidak lepas dari usaha para produsen gula semut yang terus melakukan pendidikan pasar. Terutama terhadap target pasar industri yang sangat mempertimbangkan efisiensi.

“Mereka terus menonjolkan sisi kepraktisan dari gula semut dibandingkan dengan menggunakan gula merah biasa. Berharap dengan adanya pelatihan pengelolaan itu warga bisa meningkatkan kemampuan dan ekonominya”, pungkasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Abd Malik Amrullah melalui Kabid Bina Pemerintahan Desa DPMD setempat Suhanto mengatakan, dengan adanya program itu berharap masyarakat bisa berdaya tentunya bisa meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sesuai dengan keinginan masyarakat, dalam mengolah hasil pertanian serta kegiatan yang bisa meningkatkan perekonomian warga setempat.

“Kami dukung desa yang terus memberikan peluang untuk itu. Selain itu, Pemerintah desa tidak hanya fokus pada fisik saja. Tetapi, juga di sisi pemberdayaan dan pembangunannya harus berimbang. Apa artinya, kalau jalan selalu mulus atau jembatan yang kokoh. Namun, masyarakatnya tidak berdaya”, kata Suhanto. (adi/har)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *