Banyuwangi || Rega Media News
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan wawasan Pemerintah Desa (Pemdes) se-Kabupaten Sampang, Madura melakukan kunjungan kerja atau study banding ke Desa Tamansuruh Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Kedatangan rombongan 180 Kepala Desa dan 14 Camat serta Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sampang tersebut disambut baik oleh Pemdes Tamansuruh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Desa Tamansuruh, Teguh Eko Rahadi menyampaikan, ucapan terima kasih atas kunjungan serta kepercayaannya sehingga Desa Tamansuruh menjadi salah satu tujuan study banding yang ada di Banyuwangi.
Semoga apa yang diharapkan oleh para Kades Sampang ini dapat segera terwujud. Karena, di Agro Wisata Tamansuruh (AWT) merupakan sebuah tanaman holtikultura yang dikembangkan di tanah seluas 10,5 hektar sejak dua tahun yang lalu.
“AWT ini dapat alokasi APBD Banyuwangi, Jika hanya dikelola menggunakan APBDesa tidak mungkin cukup. Namun, yang paling penting dalam mengelola sebuah destinasi wisata ini bagaimana keterlibatan masyarakat didalamnya,” ungkapnya. Sabtu (29/08/2020).
Teguh menambahkan, dalam mengelola wisata ini harus yakin dan mensyukuri bahwa dimanapun berada sebetulnya disitu banyak potesni yang bisa dikembangkan dan dimanfaatkan.
“Di Sampang juga pasti banyak potensi. Salah satu potensi yang merupakan aset adalah ide dan ide-ide itu harus dikembangkan sesuai potensi alam yang ada. Selain itu, kapasitas sumber daya manusianya harus terus di rajut bagaimana kita merangkai dan merajut keharmonisan komunikasi bahwa berdesa itu indah dan menghasilkan manfaat. Jadi dasarnya harus sunguh-sungguh serta ikhlas dalam menjalankan sebuah program,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Kepala Desa (AKD) Kabupaten Sampang Akhamd Mohtadin mengatakan, tujuan kunjungan kerja ini untuk mengetahui pengelolaan agro wisata. Selain itu, juga ingin mengetahui sistem pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Tamansuruh, karena hanya dalam kurun waktu dua tahun perkembangan dua desa tersebut sangat pesat hingga dikenal ke manca Negara.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong adanya perubahan pola pikir atau mindset dan etos kerja dalam memajukan desa dari semua sektor. Karena, revolusi mental aparatur desa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan desa,” katanya. (adi/har)